Have fun and enjoy yourself

Friday, September 4, 2009

From Earthquakes to The Legacy of Tesla



Setelah mendapatkan pengalaman terkena dampak guncangan gempa 7,3 skala Richter dengan episentrum di Barat Daya Tasikmalaya pada 2 September 2009 jam 14.55 WIB, saya terinspirasi untuk melanjutkan note saya yang berjudul “Ilmuwan yang Terpinggirkan” mengenai peran Nikola Tesla dalam dunia ilmu pengetahuan.

Peran Nikola Tesla yang dalam penciptaan alat-alat yang tak terpikirkan oleh benak kita tidak berhenti ketika dia meninggal dalam kesendirian di kamar hotel pada tanggal 7 Januari 1943. Seperti kita ketahui, menjelang kematiannya Tesla tengah membuat proyek bersama US War Department untuk membuat berbagai senjata yang tak terbayangkan sebelumnya. Setelah kematian Tesla, seluruh file pekerjaannya diambil oleh pemerintah US dan dikategorikan sangat rahasia. Tidak ada yang mengetahui pekerjaan apa saja yang sedang dilakukan, atau bahkan yang sudah selesai dilakukan oleh Tesla dan pemerintah US. Tapi walau kita tidak tahu apa hasilnya, paling tidak dari tulisan-tulisan maupun karya-karya Tesla sebelumnya kita dapat mengetahui esensi dan tujuan dari Tesla yang sejati, tak lain adalah “free energy for everyone”.

Meski Tesla adalah pribadi yang eksentrik, homophobic, germophobic, dan megalomaniac, tapi sudah banyak sekali aplikasi-aplikasi teknologi yang berakar dari penemuan Tesla yang (tanpa kita sadari) ada di sekitar kita sekarang ini. Contoh kecilnya adalah segala teknologi wireless: remote control, microwave, serta berbagai teknologi seluler (termasuk infrared dan Bluetooth yang biasa kita gunakan untuk transfer data). Sayangnya nama Tesla keburu tenggelam dan identik dengan julukan “mad scientist”, bahkan dijadikan inspirasi untuk peran-peran ilmuwan gila di film-film, sehingga orangpun cenderung untuk memandang manusia jenius ini dengan sebelah mata.

Namun apakah pendiskreditan nama Tesla itu semata berdasarkan keeksentrikannya, atau memang ada pihak-pihak yang sengaja melakukannya untuk menyamarkan aplikasi teknologi Tesla menjadi berbagai bentuk yang sama sekali tidak kita duga? Salah satu yang sangat menarik bagi saya adalah sebuah proyek yang dikembangkan sejak tahun 1993 oleh US Air Force, US Navy, Defence Advanced Research Projects Agency (DARPA), University of Alaska, Penn State University (ARL), Boston College, UCLA, Clemson University, Dartmouth College, Cornell University, Johns Hopkins University, University of Maryland, College Park, University of Massachusetts, MIT, Polytechnic Institute of New York University, Stanford University, dan University of Tulsa. Proyek ini berlokasi terpencil di sebelah Wrangell-Saint National Park, Gakona, Alaska (koordinat Google Earth 62°23′30″N, 145°09′03″W/62.39167°N, 145.15083°W) dan dinamakan HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program). Menariknya, proyek ini disponsori oleh 3 lembaga pertahanan US dan bertujuan untuk menyediakan fasilitas riset dalam rangka eksperimen terhadap fenomena yang terjadi di ionosfer, menganalisis komponen ionosfer dan menggunakan ionosfer sebagai sarana pengembangan teknologi komunikasi dan surveillance.



Mengapa militer sangat tertarik untuk meneliti ionosfer, bahkan menghabiskan milyaran dollar untuk itu?

Tujuan dari proyek ini sampai saat ini belum sepenuhnya tercapai. Namun demikian, proyek HAARP telah menghasilkan sebuah instrumen utama bernama Ionospheric Research Instrument (IRI). IRI tersebut adalah sebuah high-frequency (HF) transmitter system yang berfungsi untuk memodifikasi/mengubah ionosfer. Agak lebih spesifik, modifikasi ini dilakukan dengan cara memanaskan ionosfer dengan menggunakan frekuensi tinggi. Tujuannya adalah menciptakan panas matahari buatan yang dibutuhkan dalam penelitian fenomena-fenomena yang terjadi pada lapisan terluar dari atmosfer tersebut. Hal ini kemudian menjadi kepentingan militer maupun sipil, mengingat banyak sekali sistem komunikasi dan navigasi yang dipantulkan atau bahkan menembus ionosfer ke satelit-satelit.

Salah satu yang dipublikasikan sebagai hasil pemanasan ionosfer tersebut adalah penemuan dan produksi Very Low Frequency (VLF) dan Extremely Low Frequency (ELF). Kedua frekuensi/gelombang ini dapat dikatakan hampir mustahil untuk diproduksi sebelum adanya HAARP (karena saking rendahnya sehingga membutuhkan antena raksasa). Karena frekuensi ini sangat sangat rendah, ia dapat menembus benda yang paling padat sekalipun. Kini, aplikasi VLF dan ELF ini sudah dapat digunakan untuk riset bawah air dan juga bawah tanah. Selain untuk memperbaiki kualitas komunikasi kapal selam di bawah laut, gelombang ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi mineral-mineral apa saja yang ada di bawah tanah. Ibaratnya, dapat digunakan sebagai sinar-x/rontgen untuk bumi dan juga benda-benda solid lainnya.

Itu baru sisi positifnya, sekarang sisi yang kontroversi.

Sebenarnya dimana kontribusi Tesla terhadap pengembangan HAARP ini? Pada tahun 1898, Tesla pernah menemukan dan mematenkan sebuah alat seberat 1 kg dengan nama Tesla Oscillator. Apa yang menarik dari alat ini, adalah ketika Tesla mengujicobakannya di laboratoriumnya di New York pada tahun 1898 itu juga, tempat itu nyaris luluh lantak hancur berkeping-keping. Mengapa demikian, karena ternyata Oscillator itu dapat menghasilkan gelombang yang dapat menghancurkan benda-benda. Teorinya bahwa pada dasarnya semua benda padat itu sebenarnya bergetar. Ketika sebuah benda padat digetarkan dengan frekuensi yang tepat, secara otomatis benda itu akan mengalami shock dan kemudian hancur dengan sendirinya. Dengan alat ini, hanya diperlukan frekuensi yang tepat, SEMUA jenis benda padat dapat dihancurkan.

Bayangkan, alat yang kecil (1 kg) saja sudah dapat meluluhlantakkan laboratorium. Menurut Tesla, semakin besar alat ini, maka semakin rendah frekuensi yang dihasilkan dan penghancuran benda akan menjadi semakin cepat dan mudah. Bahkan Tesla pernah menyatakan, dia bisa membelah bumi dengan Oscillator yang berukuran lebih besar. Oleh karena itu, Tesla Oscillator juga sering disebut dengan Tesla’s Earthquake Machine.

Oscillator inilah yang dikembangkan oleh proyek HAARP secara rahasia, dengan berkedok penelitian ionosfer. Betapa tidak, VLF dan ELF yang telah dihasilkan oleh HAARP sudah terbukti dapat menembus benda yang paling padat, termasuk bumi. Mengerikan apabila frekuensi ini diarahkan ke bawah tanah dan diatur dalam resonansi tertentu, sehingga mengakibatkan getaran. Bukankah yang terjadi adalah.... gempa bumi? Belum lagi kemampuan yang dimiliki oleh IRI yang bertindak sebagai panas matahari buatan. Anda tahu bagaimana cara mengendalikan tornado/hurricane? Cukup dengan memanaskan air yang ada di lajurnya. HAARP dengan menggunakan IRI bisa melakukan itu. Lebih jauh lagi, HAARP dapat memanipulasi cuaca dengan memancarkan panas terhadap tanah, udara, dan laut, serta dengan cara mengubah tekanan udara pada ionosfer dengan pancaran panasnya. Namun selain mempengaruhi cuaca, rupanya High Frequency yang dipancarkan ke ionosfer juga dapat mempengaruhi elektron dan ion sehingga dapat mengganggu –bahkan mematikan– semua jenis sistem elektronik dan komunikasi yang tercanggih sekalipun.

Bayangkan saja apa yang dapat dilakukan oleh militer US dengan HAARP. Melumpuhkan komunikasi satelit lawan, mematikan peluru kendali, melumpuhkan sistem elektronik pesawat lawan, dan.... last but not least, membuat gempa bumi di negara lawan! Dan semua ini tidak mustahil terjadi, karena HAARP sudah ada di dunia ini sejak tahun 1993 dan sebagian besar pendanaannya berasal dari US Air Force dan US Navy.

Gempa bumi. Tsunami. HAARP.

One of the best kept secrets of our time.

Tambahan note:

Pada tahun 1981, ternyata Eks-Uni Sovyet (Rusia) telah lebih dulu membangun fasilitas Sura Ionospheric Heating Facility di sebelah timur kota Nizhny Novgorod yang berfungsi untuk menganalisis perilaku ionosfer dan memproduksi frekuensi rendah, sama dengan fungsi dan tujuan HAARP. Sangat sedikit informasi yang didapatkan mengenai Sura ini, tapi yang jelas fasilitas ini sampai sekarang masih beroperasi. Sementara HAARP dimulai tahun 1993.



Kejadian yang menimbulkan pertanyaan adalah pada bulan April 1997 US mengecam Rusia karena memiliki suatu senjata elektromagnetis yang berbahaya. Kemudian pada bulan Juni 2002 US menarik diri dari kesepakatan Russian-American Anti-Ballistic Missile Treaty, disusul oleh laporan yang diterbitkan pada bulan Agustus 2002 oleh Parlemen Duma Rusia mengenai HAARP, yang menyatakan: "the U.S. is creating new integral geophysical weapons that may influence the near-Earth medium with high-frequency radio waves ... The significance of this qualitative leap could be compared to the transition from cold steel to firearms, or from conventional weapons to nuclear weapons. This new type of weapons differs from previous types in that the near-Earth medium becomes at once an object of direct influence and its component."

Sepertinya perang dingin belum benar-benar berakhir…

No comments:

Post a Comment