Belakangan, 11 gulungan teks yang berbahasa Aramaic kuno itu disebut dengan The Book of Enoch, berupa catatan atau kodifikasi bersejarah dari Enoch, kakek buyut dari Noah atau Nabi Nuh. Dibuat berabad-abad sebelum munculnya Injil, konon Nabi Isa atau Yesus pun mengakui adanya buku ini.
The Immortal Prophets
Genesis 5:24: Enoch walked with God; then he was gone because God took him.
Adam
Nuh/Noah/Ziusudra adalah pengikut Enki yang setia, sehingga Enki memberinya informasi rahasia mengenai banjir besar dan memerintahkannya untuk membuat kapal raksasa. Mengapa Nuh menjadi kesayangan Enki? Walau tak tercantum dalam Al-Qur’an atau Injil, dalam naskah Genesis Apocryphon (Book of Noah) dikisahkan bahwa ketika Lamech (ayah Nuh) pulang dari suatu perjalanan panjang, dia menemukan bahwa istrinya (Bat-Enosh) telah melahirkan seorang putra, namun anak itu sama sekali tidak mirip anggota keluarganya. Konon anak itu sangat tampan, dan setiap kali si anak membuka matanya, maka seluruh rumah akan menjadi terang.
Ibrahim/Abraham adalah tokoh dalam kitab yang ditengarai sering mengalami penampakan ‘malaikat’ seperti tercatat dalam kitab-kitab Injil maupun Al-Qur’an. Kisah detil dari Ibrahim sebenarnya tercantum dalam Suhuf Ibrahim (Scrolls of Abraham), namun gulungan teks itu hilang tak diketahui keberadaannya. Oleh karena itu, kisah-kisah mengenai Ibrahim pun hanya diketahui dari kitab-kitab yang ada.
Clearchus of Soli menuliskan: "The Jews descend from the philosophers of
"Megasthenes, who was sent to India by Seleucus Nicator, about three hundred years before Christ, and whose accounts from new inquiries are every day acquiring additional credit, says that the Jews 'were an Indian tribe or sect called Kalani...'" (Anacalypsis, Godfrey Higgins)
Berbicara mengenai close encounter yang dialami oleh Ibrahim, terdapat kisah Ibrahim yang terkenal yaitu pertemuannya dengan Tuhan yang dikisahkan dalam Injil Genesis 17.
Kedatangan para ‘malaikat’ ini juga tercantum dalam Injil (Genesis 18:19). Tujuan mereka datang ada dua. Tujuan pertama adalah mengkonfirmasi apa yang dijanjikan oleh “El-Shaddai” kepada Ibrahim dan Sarah yang sudah berusia lanjut bahwa akan lahir putra mereka yang bernama Ishak, padahal Sarah sudah jauh melewati masa menopause. Tentu saja Sarah tidak dapat mempercayainya. Ibrahim yang tadinya dilanda rasa takut, pelan-pelan rasa takutnya hilang dan diganti dengan curiga tentang maksud kedatangan para ‘malaikat’ itu. Benar saja, rupanya janji akan munculnya anak itu hanya ‘suap’ atau pemanis semata, dan ada tujuan kedua dari kedatangan mereka. Atas perintah Tuhan, mereka akan menghancurkan kota Sodom dan Gomorrah serta kota-kota sekitarnya (Cities of The Plain, kaum Luth). Ibrahim pun sadar, bahwa ‘Tuhan’ para ‘malaikat’ ini bukanlah Tuhan yang ia sembah. Kalau mereka benar-benar Tuhan dan malaikat, mengapa menghancurkan Sodom dan Gomorrah? Penulis menerka kedatangan mereka juga untuk mengukur kekuatan Ibrahim, mengingat legenda kaum Babylonia bahwa ia adalah orang yang indestructible, tak bisa terbakar oleh api. Mengenai Ishak yang lahir tepat setahun kemudian, penulis menduga ketika kunjungannya ke rumah Ibrahim, para ‘malaikat’ ini melakukan regenerasi/terapi hormon dan kandungan terhadap Sarah, mengingat mereka memang menguasai teknologinya. Sehingga Sarah dapat hamil dan melahirkan di usia 90 tahun. Hipotesis selanjutnya adalah diduga anak-anak dan keturunan Ibrahim itu adalah sebagai ‘pengganti’ dari kaum Ibrahim (penduduk Cities of The Plain) yang akan dihancurkan. Mengapa kota-kota tersebut perlu dihancurkan, dan ‘digantikan’ oleh anak-anak keturunan Ibrahim?
Yang pertama, dalam Injil Genesis 22 dikisahkan bahwa Ibrahim/Abraham dan anaknya beserta beberapa pengawalnya telah sampai ke Bukit Moriah/Marwah dimana Ibrahim akan melakukan pengorbanan. Dan iapun berkata kepada para pengawalnya:
Genesis 22:5: And Abraham said unto his young men, Abide ye here with the ass; and I and the lad will go yonder and worship, and come again to you.
Dalam ayat itu jelas-jelas ia mengatakan bahwa ia dan anaknya akan kembali turun. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ibrahim/Abraham memang tidak berniat untuk mengorbankan anaknya. Dengan kata lain, ia sudah berencana untuk membangkang perintah Tuhan.
Yang kedua, dari kedua kitab (Injil dan Al-Qur’an) terpapar baik eksplisit (di Injil) maupun implisit (di Al-Qur’an) bahwa yang menghentikan prosesi pengorbanan anak Ibrahim adalah malaikat, bukan Tuhan.
Genesis 22:9-19
9And they came to the place which God had told him of; and Abraham built an altar there, and laid the wood in order, and bound Isaac his son, and laid him on the altar upon the wood.
10And Abraham stretched forth his hand, and took the knife to slay his son.
11And the angel of the LORD called unto him out of heaven, and said, Abraham, Abraham: and he said, Here am I.
12And he said, Lay not thine hand upon the lad, neither do thou any thing unto him: for now I know that thou fearest God, seeing thou hast not withheld thy son, thine only son from me.
13And Abraham lifted up his eyes, and looked, and behold behind him a ram caught in a thicket by his horns: and Abraham went and took the ram, and offered him up for a burnt offering in the stead of his son.
14And Abraham called the name of that place Jehovahjireh: as it is said to this day, In the mount of the LORD it shall be seen.
15And the angel of the LORD called unto Abraham out of heaven the second time,
16And said, By myself have I sworn, saith the LORD, for because thou hast done this thing, and hast not withheld thy son, thine only son:
17That in blessing I will bless thee, and in multiplying I will multiply thy seed as the stars of the heaven, and as the sand which is upon the sea shore; and thy seed shall possess the gate of his enemies;
18And in thy seed shall all the nations of the earth be blessed; because thou hast obeyed my voice.
19So Abraham returned unto his young men, and they rose up and went together to
QS. Ash-Shafa’at: 103-107: 103 Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis. 104 Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, 105 sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 106 Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. 107 Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
Dalam Al-Qur’an, ada dua macam predikat penyebutan Allah SWT. Kadang-kadang Allah SWT disebut sebagai kata singular (Allah, Aku, Dia, Tuhan, dsb.), tapi kadang-kadang juga disebutkan sebagai kata plural (Kami). Penulis berkeyakinan bahwa karena Allah SWT adalah satu, tidak beranak dan diperanakkan, maka penyebutan “Kami” adalah merujuk pada malaikat-Nya yang memang berjumlah banyak. Oleh karena itu, dalam QS. Ash-Shafa’at di atas, yang disebut dengan “Kami” diyakini oleh penulis adalah malaikat.
Mengapa malaikat menghentikan Ibrahim, yang sedang menjalankan ‘perintah’ Tuhan? Atau yang lebih ekstrim lagi, apakah benar malaikat yang menghentikan prosesi pengorbanan itu? Coba kita lihat dengan sudut pandang yang lain lagi, dan menghilangkan beberapa ayat yang terkait dengan malaikat pada Injil Genesis 22 di atas (ayat 11 dan 12).
Genesis 22:9-13
9And they came to the place which God had told him of; and Abraham built an altar there, and laid the wood in order, and bound his son, and laid him on the altar upon the wood.
10And Abraham stretched forth his hand, and took the knife to slay his son.
13And Abraham lifted up his eyes, and looked, and behold behind him a ram caught in a thicket by his horns: and Abraham went and took the ram, and offered him up for a burnt offering in the stead of his son.
Lebih nyambung
Al-Qur’an (sebagai kitab penyempurna), tidak menyebutkan bahwa Allah SWT yang memerintahkan pengorbanan itu, melainkan Ibrahim hanya memperolehnya dari mimpi. Anaknya kemudian menginterpretasikan sendiri mimpi itu sebagai perintah, tapi tetap bukan dari Allah SWT.
QS. Ash-Shafa’at: 102: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Dan ketika malaikat menghentikan Ibrahim dalam prosesi pengorbanan itu, pernyataan malaikat itu juga terkesan melepas tanggung jawab bahwa mimpi itu berasal dari Allah SWT, dan Ibrahim sendirilah yang membenarkan mimpi itu.
QS. Ash-Shafa’at: 104-105: 104 Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, 105 sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Jadi jelas bahwa mimpi atau perintah itu bukan berasal dari Tuhan Ibrahim. Jadi apakah kecurigaan Ibrahim benar, bahwa yang memasukkan mimpi itu adalah ‘Tuhan yang menghancurkan Sodom dan Gomorrah’? Mungkin pertanyaan itu akan terjawab jika Scrolls of Abraham (Suhuf Ibrahim) ditemukan. Untuk saat ini, kita semua hanya bisa menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi yang menarik, kembali ke asal usul Ibrahim (India), Dewa Brahma adalah dewa pengorbanan. Apakah hal ini saling terkait juga?
Luth/Lut/Lot
Kisah Nabi Luth tentunya tidak terlepas dari kehancuran Sodom dan Gomorrah yang juga sebagian dialami oleh pamannya, Ibrahim/Abraham. Seperti kita ketahui, Sodom adalah tempat tinggal dari Luth dan keluarganya, merupakan salah satu dari 5 Cities of The Plain atau Pentapolis di dataran Sungai Jordan yang berada di bawah lindungan Ibrahim.
Kisah selanjutnya adalah seperti yang tercantum dalam Injil dan Al-Qur’an.
Genesis 19: 1-26
1And there came two angels to
2And he said, Behold now, my lords, turn in, I pray you, into your servant's house, and tarry all night, and wash your feet, and ye shall rise up early, and go on your ways. And they said, Nay; but we will abide in the street all night.
3And he pressed upon them greatly; and they turned in unto him, and entered into his house; and he made them a feast, and did bake unleavened bread, and they did eat.
4But before they lay down, the men of the city, even the men of Sodom, compassed the house round, both old and young, all the people from every quarter:
5And they called unto
6And Lot went out at the door unto them, and shut the door after him,
7And said, I pray you, brethren, do not so wickedly.
8Behold now, I have two daughters which have not known man; let me, I pray you, bring them out unto you, and do ye to them as is good in your eyes: only unto these men do nothing; for therefore came they under the shadow of my roof.
9And they said, Stand back. And they said again, This one fellow came in to sojourn, and he will needs be a judge: now will we deal worse with thee, than with them. And they pressed sore upon the man, even
10But the men put forth their hand, and pulled
11And they smote the men that were at the door of the house with blindness, both small and great: so that they wearied themselves to find the door.
12And the men said unto
13For we will destroy this place, because the cry of them is waxen great before the face of the LORD; and the LORD hath sent us to destroy it.
14And Lot went out, and spake unto his sons in law, which married his daughters, and said, Up, get you out of this place; for the LORD will destroy this city. But he seemed as one that mocked unto his sons in law.
15And when the morning arose, then the angels hastened Lot, saying, Arise, take thy wife, and thy two daughters, which are here; lest thou be consumed in the iniquity of the city.
16And while he lingered, the men laid hold upon his hand, and upon the hand of his wife, and upon the hand of his two daughters; the LORD being merciful unto him: and they brought him forth, and set him without the city.
17And it came to pass, when they had brought them forth abroad, that he said, Escape for thy life; look not behind thee, neither stay thou in all the plain; escape to the mountain, lest thou be consumed.
18And Lot said unto them, Oh, not so, my LORD:
19Behold now, thy servant hath found grace in thy sight, and thou hast magnified thy mercy, which thou hast shewed unto me in saving my life; and I cannot escape to the mountain, lest some evil take me, and I die:
20Behold now, this city is near to flee unto, and it is a little one: Oh, let me escape thither, (is it not a little one?) and my soul shall live.
21And he said unto him, See, I have accepted thee concerning this thing also, that I will not overthrow this city, for the which thou hast spoken.
22Haste thee, escape thither; for I cannot do anything till thou be come thither. Therefore the name of the city was called Zoar.
23The sun was risen upon the earth when
24Then the LORD rained upon
25And he overthrew those cities, and all the plain, and all the inhabitants of the cities, and that which grew upon the ground.
26But his wife looked back from behind him, and she became a pillar of salt.
QS. Hud: 77-83: 77 Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: "Ini adalah hari yang amat sulit." 78 Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah putri-putriku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" 79 Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki." 80 Luth berkata: "Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)." 81 Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" 82 Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, 83 yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.
Selama ini,
Seperti dalam kisah Ibrahim sebelumnya, di Cities of The Plain kemungkinan terdapat sisa-sisa Nephilim yang diburu oleh Annunaki sebagai bagian dari perang abadi, dengan manusia di tengah-tengah. Masalahnya, Annunaki sudah mendesain DNA manusia untuk menjadi pekerjanya, sehingga pada saat kedatangan kembali mereka nanti, kecil kemungkinan adanya resistensi (karena DNA manusia sudah di-engineer sedemikian rupa oleh Enki). Tapi pengikut The Watchers dan Nephilim ternyata juga melakukan bio-engineering atau genetical engineering sehingga merusak sistem DNA yang telah ditanamkan oleh Enki. Rekayasa yang dilakukan Nephilim telah ditanamkan ke sebagian manusia, sehingga mereka menjadi destruktif dan memberontak. Dengan bahasa agama, mereka diselimuti oleh hawa nafsu.
Eksperimen yang dilakukan di Sodom dan Gomorrah ternyata berhasil dideteksi oleh Annunaki, yang mengirimkan utusannya (’malaikat’) sebagai probe sekaligus ’mengganti’ atau ’meregenerasi’ kaum Ibrahim (penduduk Cities of The Plain) dengan ’yang baru’, yaitu dengan cara ’mengkondisikan’ supaya Sarah dapat melahirkan anak, dan kepada Ibrahim kemudian dijanjikan bahwa anak-anaknyalah yang akan menjadi pemimpin manusia.
Ketika para ’malaikat’ itu sampai di kota Sodom, Luth menyambutnya di gerbang kota (untuk menyembunyikan keberadaan mereka dari penduduk). Namun para utusan itu bersikeras untuk berjalan berkeliling kota, mungkin untuk melakukan scanning terhadap tempat-tempat yang dicurigai menjadi ’laboratorium’ Nephilim. Luth sangat khawatir terhadap keputusan itu, karena ia tahu sifat penduduk kota itu yang curiga dan hostile terhadap kaum pendatang, apalagi yang berpenampilan ’aneh’ seperti para utusan ini: kulit albino, rambut pirang, mata biru – semua cirikhas penampilan Annunaki.
Benar saja, ketika para ’malaikat’ dan Luth mulai berjalan masuk ke tengah kota, semua mata penduduk mengarah ke mereka. Luth tak henti-hentinya membujuk para utusan itu untuk langsung berjalan ke rumahnya, namun mereka tak bergeming dan tetap berjalan dengan santai sambil melihat kiri kanan (mungkin melakukan scanning). Sampai pada suatu titik, tiba-tiba mereka setuju untuk pergi ke rumah Luth. Sesampainya di sana, Luth dan keluarganya langsung menjamu mereka dengan makan malam.
Tepat tengah malam, tiba-tiba segerombolan orang mendatangi rumah Luth dan meminta supaya para pendatang keluar menemui mereka. Luth yang khawatir akan keselamatan tamu-tamunya, kemudian menyuruh kedua putrinya untuk bernegosiasi. Mungkin pertimbangan Luth waktu itu, siapa tahu hati mereka luluh setelah bernegosiasi dengan anak-anaknya. Tapi rupanya mereka tetap ingin bertemu dengan kedua tamu Luth. Akhirnya para ’malaikat’ itu keluar, dan menyuruh Luth sekeluarga masuk rumah. Ketika situasi memanas dan cenderung tak terkendali, para utusan itu mengeluarkan senjata (stunning-ray) yang membutakan mata orang-orang kalap itu. Setelah itu para ’malaikat’ menyuruh Luth dan keluarganya untuk segera meninggalkan kota itu, dan mereka diberikan waktu sampai waktu subuh. Para ’malaikat’ itupun menghilang, mungkin menggunakan teleportasi untuk kembali ke pesawat mereka.
Menjelang subuh, Luth dan keluarganya sudah keluar dari kota itu ketika bom-bom (batu api dari langit) dijatuhkan. Ledakan dan cahaya terang dahsyat membuat Luth sekeluarga seketika berlindung di balik batu dan memejamkan matanya, kecuali istri Luth yang tidak berlindung untuk melihat kotanya yang sedang diserang dari berbagai penjuru. Penulis menduga bom yang digunakan adalah setara nuklir, sehingga ketika shockwave-nya menerjang tubuh istri Luth, tubuh wanita malang itu seketika berubah menjadi abu (pillar of salt). Persis seperti terkena shockwave sebagai hasil dari ledakan bom yang high explosive, seperti halnya kawasan kuno Mohenjo-Daro, India, yang ditengarai sebagai hasil perang nuklir kuno (ancient nuclear war). Mayat-mayat yang ada di kota itu tidak bergeser dari tempatnya dan seketika menjadi abu (pillar of salt), terkena shockwave yang super panas.
Ya’kub/Jacob adalah anak dari Ishak, salah satu putra Ibrahim yang dijanjikan memiliki keturunan ‘raja-raja’ di kalangan manusia. Dalam Al-Qur’an hanya sedikit ayat yang mengisahkan tentang pertemuan Ya’kub dengan ‘malaikat’. Tapi bagi penganut Injil tentunya tak asing dengan istilah “Jacob’s Ladder”.
Genesis 28:11-19: Jacob left
Musa/Moses
Kisah exodus Musa/Moses dari Mesir mungkin merupakan kisah close encounter terbanyak yang ada di berbagai kitab suci maupun catatan-catatan sejarah. Dari kisah pertemuan Musa dengan Tuhan di Bukit Thursina hingga ‘pengawalan’ Tuhan ketika Exodus dan puncaknya adalah ketika Musa ‘membelah’ Laut Merah. Semua itu merupakan kisah spektakuler yang diuraikan secara lengkap di Taurat, Injil, maupun Al-Qur’an.
Close encounter yang pertama adalah kisah Musa di Bukit Thursina, dimana dia melihat ada cahaya terang yang menyinari bukit itu, tapi tidak membakar pohon-pohon disitu. Juga terdapat suara yang menggelegar sehingga bukit itupun bergetar.
Exodus 3: 1-6
1Now Moses kept the flock of Jethro his father in law, the priest of Midian: and he led the flock to the backside of the desert, and came to the mountain of God, even to Horeb.
2And the angel of the LORD appeared unto him in a flame of fire out of the midst of a bush: and he looked, and, behold, the bush burned with fire, and the bush was not consumed.
3And Moses said, I will now turn aside, and see this great sight, why the bush is not burnt.
4And when the LORD saw that he turned aside to see, God called unto him out of the midst of the bush, and said, Moses, Moses. And he said, Here am I.
5And he said, Draw not nigh hither: put off thy shoes from off thy feet, for the place whereon thou standest is holy ground.
6Moreover he said, I am the God of thy father, the God of Abraham, the God of Isaac, and the God of Jacob. And Moses hid his face; for he was afraid to look upon God.
Peristiwa itu terjadi ketika Musa menjalani masa pembuangan dari Mesir dan bertemu dengan Nabi Syu’aib/Jethro yang kemudian menjadi mertuanya. Pada saat itu, Nabi Syu’aib memberinya sebuah tongkat yang diyakini merupakan “Tongkat Pengetahuan” milik Enki yang diwariskan sejak generasi Adam. Sejarah tongkat ini tercantum dalam Taurat.
Taurat: Pirke D'Rebbe Eliezer 40: "Created at twilight, before the Sabbath, it was given to Adam in the Garden of Eden. Adam gave it to Chanoch (Enoch), who gave it to Metushelach (Methuselah); he in turn passed it on to Noach (Noah). Noach bequeathed it to his son Shem, who transmitted it to Avraham (Abraham). From Avraham to Yitzchak (Isaac), and then to Yaaqov (Jacob), who took it with him to
Shemot (Exodus) 4:2 "What is in your hand? And he (Moshe) said, ‘a staff'."
Tongkat inilah kemudian yang berperan penting dalam perjalanan hidup Musa selanjutnya, dan secara tidak langsung berperan sebagai sarana komunikasi antara Musa dan ‘Tuhan’. Seperti kita ketahui, tongkat tersebut berperan dalam menghadapi Fir’aun dan orang-orang di sekitarnya.
QS. Al-A’raaf: 103-117
103 Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan.
104 Dan Musa berkata: "Hai Firaun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam,
105 wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani
106 Firaun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar".
107 Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.
108 Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.
109 Pemuka-pemuka kaum Firaun berkata: "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai,
110 yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu". (Firaun berkata): "Maka apakah yang kamu anjurkan?"
111 Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beritangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir),
112 supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai".
113 Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Firaun mengatakan: "(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?"
114 Firaun menjawab: "Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)".
115 Ahli-ahli sihir berkata: "Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?"
116 Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan).
117 Dan kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!" Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.
Dalam Injil pun diceritakan kisah yang mirip, bedanya bahwa tongkat itu dibawakan oleh Aaron/Harun sehingga disebut sebagai ”Aaron’s Rod”. Tapi intinya sama, bahwa ”ular” yang dibawa oleh Musa dan Harun mengalahkan ”ular-ular” dari dukun-dukun Fir’aun. Yang menjadi perhatian penulis, mungkin istilah ”ular” ini adalah kiasan dari ”pengetahuan”, sebab itu adalah esensi dari tongkat yang diwariskan turun temurun itu. Jadi, pertarungan antara Musa dan dukun-dukun itu bukanlah pertarungan sulap atau sihir, tapi berupa pertarungan pengetahuan yang akhirnya dimenangkan oleh Musa, karena memang dia sudah dibekali dengan ”Tongkat Pengetahuan”.
Tongkat itu juga yang membuat Musa dan Bani Israil selalu dilindungi oleh ”pillar of cloud” ketika siang dan ”pillar of light” ketika malam.
Exodus 14: 19-20: 19 Then the angel of God, who had been traveling in front of
Mengenai peristiwa terbelahnya Laut Merah tentu semuanya sudah tahu, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa intervensi ‘Tuhan’ sangat dominan dalam peristiwa itu. Mungkin saja ‘Tuhan’ menggunakan invisible force-field untuk membendung air laut di sisi kiri-kanan, supaya Bani Israil dapat melewatinya dengan selamat.
Selama perjalanan, ‘Tuhan’ juga memberikan jaminan keamanan kepada Musa dan kaumnya.
Exodus: 23: 20 "See, I am sending an angel ahead of you to guard you along the way and to bring you to the place I have prepared. 21 Pay attention to him and listen to what he says. Do not rebel against him; he will not forgive your rebellion, since my Name is in him. 22 If you listen carefully to what he says and do all that I say, I will be an enemy to your enemies and will oppose those who oppose you. 23 My angel will go ahead of you and bring you into the land of the Amorites, Hittites, Perizzites, Canaanites, Hivites and Jebusites, and I will wipe them out. 24 Do not bow down before their gods or worship them or follow their practices. You must demolish them and break their sacred stones to pieces. 25 Worship the LORD your God, and his blessing will be on your food and water. I will take away sickness from among you, 26 and none will miscarry or be barren in your land. I will give you a full life span. 27 "I will send my terror ahead of you and throw into confusion every nation you encounter. I will make all your enemies turn their backs and run. 28 I will send the hornet ahead of you to drive the Hivites, Canaanites and Hittites out of your way.
Jelas bahwa ‘Tuhan’ melalui ‘malaikat’ akan menghancurkan berbagai bangsa yang ada di jalan Musa dan Bani Israil. Dan mungkin ’hornet’ adalah pesawat-pesawat tempur kecil yang memporakporandakan bangsa-bangsa itu sehingga mereka lari dari tempat tinggalnya.
Ketika rombongan exodus itu sampai di kaki Bukit Thursina (tempat pertama kali Musa bertemu dengan ‘Tuhan’), merekapun mendirikan perkemahan. ‘Tuhan’ menjemput Musa dengan menggunakan shuttle-nya untuk naik ke puncak bukit, dimana ‘Tuhan’ bersemayam di balik awan yang tebal.
Exodus 19: 3 Then Moses went up to God, and the LORD called to him from the mountain and said, "This is what you are to say to the house of Jacob and what you are to tell the people of Israel: 4 'You yourselves have seen what I did to Egypt, and how I carried you on eagles' wings and brought you to myself.
9 The LORD said to Moses, "I am going to come to you in a dense cloud, so that the people will hear me speaking with you and will always put their trust in you." Then Moses told the LORD what the people had said.
Ketika kaum Bani Israil penasaran dan mendekat kearah Bukit itu, ‘Tuhan’ pun memerintahkan Musa untuk membuat batasan di sekeliling bukit supaya mereka tidak mendekat. Tapi ada beberapa orang yang nekat mendekat ke Bukit itu, sehingga ‘Tuhan’ pun memerintahkan mereka untuk menyucikan diri (dengan kata lain, mandi dengan air), termasuk baju-baju mereka. Cara ini lazim digunakan apabila seseorang terkena radiasi (harus mandi dan dibersihkan sampai ke baju-bajunya).
Exodus 19: 10 And the LORD said to Moses, "Go to the people and consecrate them today and tomorrow. Have them wash their clothes 11 and be ready by the third day, because on that day the LORD will come down on
Akhirnya pada hari ketiga, ‘Tuhan’ memuaskan rasa penasaran kaum Bani Israil dan menunjukkan ‘sebagian dari diri-Nya’ sehingga seluruh bukit bergetar.
Exodus 19: 16 On the morning of the third day there was thunder and lightning, with a thick cloud over the mountain, and a very loud trumpet blast. Everyone in the camp trembled. 17 Then Moses led the people out of the camp to meet with God, and they stood at the foot of the mountain. 18
Walaupun tidak sedetil dalam Injil, dalam Al-Qur’an juga dikisahkan mengenai ‘penampakan Tuhan’ itu:
QS. Al-A’raaf:143: Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".
Kemudian ‘Tuhan’ mengundang Musa, Harun, serta beberapa orang pemuka Bani Israil untuk berjalan ke arah pesawatnya untuk jamuan makan. Namun mereka tidak masuk ke dalam pesawat itu, melainkan hanya di bagian luarnya saja.
Exodus: 24: 9 Moses and Aaron, Nadab and Abihu, and the seventy elders of
Ketika akan diturunkan Taurat, ‘Tuhan’ pun memerintahkan Musa sendiri untuk naik ke pesawatnya. Dan Musa tinggal di dalam pesawat itu selama 40 hari.
Exodus: 24
12 The LORD said to Moses, "Come up to me on the mountain and stay here, and I will give you the tablets of stone, with the law and commands I have written for their instruction."
13 Then Moses set out with Joshua his aide, and Moses went up on the
15 When Moses went up on the mountain, the cloud covered it, 16 and the glory of the LORD settled on
QS. Al-A’raaf: 142: Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan."
40 hari kemudian Musa pun keluar dari pesawat itu dan membawa kitab Taurat yang didalamnya termasuk “The Ten Commandments” dan juga berbagai catatan sejarah dari leluhur Musa dan Bani Israil. Dikisahkan waktu itu, karena saking lamanya pertemuan Musa dengan ‘Tuhan’, wajah Musa digambarkan sebagai ‘bersinar terang’. Mungkin hal ini adalah efek dari radiasi yang terekspos ke Musa, sehingga tubuhnya menjadi bersinar.
Semenjak turun dari pesawat ‘Tuhan’ itu, Musa mendirikan sebuah tenda khusus yang dinamakan “tenda pertemuan”, yaitu tempat pertemuan antara dirinya dengan ‘Tuhan’.
Exodus: 33: 7 Now Moses used to take a tent and pitch it outside the camp some distance away, calling it the "tent of meeting." Anyone inquiring of the LORD would go to the tent of meeting outside the camp. 8 And whenever Moses went out to the tent, all the people rose and stood at the entrances to their tents, watching Moses until he entered the tent. 9 As Moses went into the tent, the pillar of cloud would come down and stay at the entrance, while the LORD spoke with Moses. 10 Whenever the people saw the pillar of cloud standing at the entrance to the tent, they all stood and worshiped, each at the entrance to his tent. 11 The LORD would speak to Moses face to face, as a man speaks with his friend. Then Moses would return to the camp, but his young aide Joshua son of Nun did not leave the tent.
Perihal kematian Musa sampai sekarang juga tidak ada yang menyatakan dengan pasti. Dalam Al-Qur’an malah tidak disebut sama sekali, namun dalam Injil disebutkan secara jelas. Dikisahkan bahwa sebelum Musa meninggal, ’Tuhan’ membawanya berkeliling dengan pesawat untuk melihat tanah yang dijanjikan kepada Bani Israil.
Deuteronomy: 34: 1 Then Moses climbed Mount Nebo from the plains of Moab to the top of Pisgah, across from Jericho . There the LORD showed him the whole land—from Gilead to Dan, 2 all of Naphtali, the territory of Ephraim and Manasseh, all the land of Judah as far as the western sea, 3 the Negev and the whole region from the Valley of Jericho, the City of Palms, as far as Zoar. 4 Then the LORD said to him, "This is the land I promised on oath to Abraham, Isaac and Jacob when I said, 'I will give it to your descendants.' I have let you see it with your eyes, but you will not cross over into it."
Jadi selama hidup Musa, ‘Tuhan’ selalu ada di sekitarnya. Hingga pada saat kematiannya, ’Tuhan’lah yang menguburkan jasad Musa tanpa adanya saksi satu manusia pun. Sehingga sampai kini, tidak ada yang mengetahui dimana makam Musa yang sebenarnya.
Deuteronomy: 34: 5 And Moses the servant of the LORD died there in Moab , as the LORD had said. 6 He buried him in Moab , in the valley opposite Beth Peor, but to this day no one knows where his grave is. 7 Moses was a hundred and twenty years old when he died, yet his eyes were not weak nor his strength gone. 8 The Israelites grieved for Moses in the plains of Moab thirty days, until the time of weeping and mourning was over.
Dalam ayat di atas juga dikisahkan bahwa walaupun sudah berumur 120 tahun, Musa tidak pernah menunjukkan penuaan dalam hal mata dan kekuatan otot (dengan kata lain, tubuhnya tak menua). Mungkinkah ini sebagai hasil dari seringnya ‘pertemuan’ dengan ‘Tuhan’?
Peristiwa yang terjadi di
Peristiwa lain yang mengindikasikan masih hidupnya Musa, adalah Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Disana juga dikisahkan bahwa dalam perjalanan ke ‘langit ke-tujuh’ Muhammad bertemu dengan Musa dan berbincang dengannya. Musa-lah yang mendorong Muhammad supaya bernegosiasi dengan ‘Tuhan’ mengenai berapa kali umat muslim harus beribadah dalam sehari. Mengapa Musa sangat berani dan mendorong Muhammad untuk menentang perintah Tuhan/Allah SWT? Apakah karena ia tahu bahwa yang ‘Tuhan’ dihadapi oleh Muhammad bukanlah Tuhan/Allah SWT atau Tuhannya Ibrahim yang sebenarnya? Kalau begitu, siapakah ‘Tuhan’ yang dihadapi oleh Muhammad itu?
Daud atau yang disebut kaum Nasrani sebagai King David, adalah pemimpin kaum Yahudi yang sangat disegani, dan dikenal sebagai raja yang adil, petarung handal, musisi dan juga ahli membuat puisi. Kisah yang paling populer adalah ketika ia menghadapi Goliath (atau Jalut dalam kisah orang Muslim), seorang yang dikisahkan bertubuh raksasa yang berasal dari
Setelah jadi Raja, rupanya Daud/David juga pernah melihat penampakan ‘malaikat’ namun hanya dari kejauhan.
1 Chronicles 21:16: And David lifted up his eyes, and saw the angel of the Lord stand between the earth and the heaven, having a drawn sword in his hand stretched out over Jerusalem. Then David and the elders of
Sulaiman/Solomon adalah putra dari Daud/David yang meneruskan tahtanya setelah ia meninggal. Seperti ayahnya, Solomon juga dikenal sebagai raja yang adil dan bijaksana. Sebagai raja yang sangat berkuasa, banyak mitos yang mengatakan bahwa Sulaiman/Solomon diberi kekuasaan oleh Tuhan untuk mengatur semua makhluk hidup yang ada di dunia. Bahkan di kalangan Muslim tentu tak asing, bahwa Sulaiman/Solomon dikisahkan dapat berbicara dengan segala jenis makhluk, termasuk hewan dan juga mempunyai kuasa atas jin.
QS.
QS. An-Naml: 16-19: 16 Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata". 17 Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). 18 Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari"; 19 maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Saat ini di sebagian kalangan Muslim, sudah memahami bahwa makhluk asing yang lazim disebut alien atau berasal dari angkasa luar juga digolongkan sebagai jin. Jadi mungkin saja, ketika Sulaiman/Solomon berkuasa, ia juga kedatangan ‘tamu’ alias beraliansi dengan makhluk asing yang memiliki teknologi tinggi. Dari ayat pertama di atas disebut bahwa “Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)”. Dari ayat tersebut jelas bahwa Sulaiman “menundukkan”, atau dengan kata lain “mengendarai” angin. Caranya, tentu saja dengan pesawat. Dan sekali terbang, Sulaiman dapat menempuh jarak yang sama dengan bila orang melewati jalan darat selama sebulan.
Menurut hipotesis penulis, kaum ‘jin’ atau makhluk asing yang beraliansi dengan Sulaiman/Solomon itu hanya merupakan sebagian kecil (sempalan) dari Annunaki yang terdampar di Bumi. Mungkin pesawat itu mengalami kerusakan atau kehabisan bahan bakar, sehingga mereka membutuhkan suatu bahan yang terpendam di wilayah kerajaan Sulaiman. Karena itulah mereka kemudian meminta ijin Sulaiman untuk menambang bahan itu. Oleh karena itu kalangan agamawan, sejarawan, dan arkeolog sampai sekarang masih mencari “King Solomon’s Mines”, yang konon merupakan tambang yang penuh dengan logam mulia dan hasil tambang yang sangat berharga.
Salah satu kisah yang terkenal adalah kisah pertemuan Sulaiman dengan Ratu Bilqis (atau Ratu
QS. An-Naml: 39: Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
Yang lebih menarik lagi adalah ketika Ratu Bilqis tiba di kerajaan Sulaiman dan menginjak istananya:
QS. An-Naml: 44: Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat lalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".
Dari ayat tersebut muncul hipotesis penulis bahwa istana Sulaiman adalah pesawat pemberian kaum ’Jin’ yang terdampar itu. Selama kaum ’Jin’ itu menetap di Bumi, pesawat mereka disandera dan digunakan oleh Sulaiman sebagai istananya. Oleh karena memiliki kemampuan ’cloaking’, maka bentuknya pun bisa berubah menjadi bening laksana air. Ini tentu saja nyambung dengan ayat pertama di atas (QS. Saba’: 12) yang menyatakan bahwa Sulaiman dapat menundukkan/mengendarai angin. Itulah mengapa sampai sekarang arkeolog/sejarawan tidak berhasil menemukan reruntuhan istana Sulaiman.
QS. Al-Baqarah: 248: Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat keamanan (Sakina) dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh Malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.
QS. At-Taubah: 26: Kemudian Allah menurunkan keamanan (Sakina) kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.
Sedangkan dalam
“(The
Joshua 6
6 So Joshua son of Nun called the priests and said to them, "Take up the ark of the covenant of the LORD and have seven priests carry trumpets in front of it." 7 And he ordered the people, "Advance! March around the city, with the armed guard going ahead of the ark of the LORD."
20 When the trumpets sounded, the people shouted, and at the sound of the trumpet, when the people gave a loud shout, the wall collapsed; so every man charged straight in, and they took the city. 21 They devoted the city to the LORD and destroyed with the sword every living thing in it—men and women, young and old, cattle, sheep and donkeys.
Jadi bagaimana bentuk asli dari Tabut itu? Sekarang tidak ada yang tahu, dan keberadaannya pun masih dirahasiakan. Dari teks Injil di atas, mungkin saja alat ini bisa mengeluarkan gelombang suara (soundwave) yang sedemikian besar sehingga dapat menghancurkan sebuah kota seisinya.
Salah satu bagian kecil dari Tabut atau Ark itu dipakai sebagai cincin oleh Sulaiman, yang dikenal dengan nama Seal of Solomon, yang dikisahkan dapat menundukkan kaum ‘Jin’. Mungkin saja cincin tersebut merupakan pengendali jarak jauh yang dapat mengaktifkan
Setelah mencapai umur 80 tahun, Sulaiman meninggal dunia ketika sedang mengawasi kaum ‘Jin’ yang sedang bekerja. Seperti dikisahkan dalam Al-Qur’an:
QS.
Setelah kematiannya, kaum ’Jin’ pun menyelesaikan pekerjaannya dan kemudian pergi meninggalkan kerajaan
Ilyasa/Elisha
Ilyasa/Elisha adalah murid dari Ilyas/Elijah, yang merupakan salah satu sosok yang ‘diangkat’ oleh Tuhan kepada-Nya seperti halnya Idris/Enoch dan Isa/Yesus. Ketika gurunya ‘diangkat’ oleh Tuhan dengan menggunakan chariot of fire, Ilyasa sedang berada di sampingnya sehingga dapat melihat seluruh kejadian itu.
Dzulkifli/Ezekiel
Close encounter yang dialami oleh Dzulkifli/Ezekiel mungkin adalah yang paling populer di kalangan ufolog. Tidak seperti Nabi-Nabi yang lain, Dzulkifli menuliskan secara lengkap apa yang dialaminya ketika itu. Dan tulisan itu masih ada sampai sekarang di kitab Injil.
Ezekiel, Chapter 1:
'And I looked and behold, a whirlwind came out of the north, a great cloud, and a fire infolding itself, and a brightness was about it, and out of the midst thereof as the colour of amber, out of the midst of the fire.
'Also out of the midst thereof came the likeness of four living creature. And this was their appearance, they had the likeness of a man.
'And every one had four faces, and every one had four wings.
'And their feet were straight feet, and the sole of their feet was like the sole of a calf's foot, and they sparkled like the colour of burnished brass.
'And they had the hands of a man under their wings on their four sides, and they four had their faces and their wings.
'Their wings were joined one to another, they turned not when they went, they went everyone straight forward.
'As for the likeness of their faces, they four had the face of a man, and the face of a lion, on the right side. And they four had the face of an ox on the left side, they four also had the face of an eagle.
'Thus were their faces and their wings were stretched upward, two wings of every one were joined one to another, and two covered their bodies.
'And they went every one straight forward, whither the spirit was to go, they went, and they turned not when they went.
'As for the likeness of the living creatures, their appearance was like burning coals of fire, and like the appearance of lamps, it went up and down among the living creatures, and the fire was bright, and out of the fire went forth lightning.
'And the living creatures ran and returned as the appearance of a flash of lightning.
'Now as I beheld the living creatures, behold one wheel upon the earth by the living creatures, with his four faces.
'The appearance of the wheels and their work was like unto the colour of beryl, and they four had one likeness, and their appearance and their work was as it were a wheel in the middle of a wheel.
'When they went, they went upon their four sides, and turned not when they went.
'As for their rings, they were so high that they were dreadful, and their rings were full of eyes round about them four.
'And when the living creatures went, the wheels went by them. And when the living creatures were lifted up from the earth, the wheels were lifted up.'
Bagi penulis, membaca teks di atas adalah seperti membaca laporan penampakan UFO. Deskripsi bentuk dilakukan dengan sangat jelas, dan cukup detil mengingat bahwa pasti Dzulkifli/Ezekiel merasa takut ketika pertama kali melihatnya. Berdasarkan teks tersebut, para ahli UFO menyimpulkan bahwa apa yang dilihat Dzulkifli/Ezekiel adalah seperti gambar di bawah ini.
Atau juga seperti ini:
Zechariah/Zakaria
Zechariah/Zakaria, ayah dari Nabi Yahya/John the Baptist. Juga punya beberapa pengalaman dengan close encounter, seperti tersebut dalam Injil.
Zechariah 5
1 Then I turned, and lifted up mine eyes, and looked, and behold a flying roll
2 And he said unto me, What seest thou? And I answered, I see a flying roll; the length thereof is twenty cubits, and the breadth thereof ten cubits.
Zechariah 6: And I turned, and lifted up mine eyes, and looked, and, behold, there came four chariots out from between two mountains; and the mountains were mountains of brass.
Zechariah 9: And the Lord shall be seen over them, and his arrow shall go forth as the lightning: and the Lord God shall blow the trumpet, and shall go with whirlwinds of the south.
Tampaknya memang menjelang kelahiran Isa/Yesus, ditandai dengan berbagai penampakan pesawat asing, termasuk cahaya terang yang menaungi proses kelahiran Isa/Yesus, sehingga menjadi penunjuk arah terhadap 3 Raja yang menyambut kelahirannya. Seperti diketahui, Zakaria masih merupakan kerabat dari Isa/Yesus, bahkan kelahiran anaknya (Yahya/John the Baptist) hanya berselisih 6 bulan sebelum Isa/Yesus dilahirkan oleh Maryam. Yang menarik, keduanya (Yahya dan Isa) sama-sama diperoleh melalui artificial insemination. Dan keduanya memiliki ciri-ciri fisik yang mirip satu sama lain, sehingga orang Yahudi sangat mempercayai bahwa sebenarnya Isa/Yesus adalah reinkarnasi dari Yahya/John the Baptist.
Peristiwa hamilnya istri Zakaria yang sebenarnya mandul itu terekam dalam Al-Qur’an.
QS. Ali Imron: 39-40: 39 Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." 40 Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?" Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".
Begitu pentingnya kelahiran Yahya yang hampir bebarengan dengan Isa, sehingga di dalam Al-Qur’an keduanya selalu disebut dengan berpasangan sampai dengan beberapa kali dalam beberapa
Terkait dengan hal itu, di dalam Al-Qur’an juga disebut bahwa Zakaria adalah “pemelihara” atau “pelindung” dari Maryam, karena Maryam sudah dipilih untuk melahirkan Isa/Yesus. Rupanya Yahya juga “didesain” untuk menjadi pelindung dan memberikan jalan kepada Isa/Yesus, mengumumkan kepada pengikutnya bahwa akan ada utusan Tuhan yang lebih besar darinya. Ia pun memperkenalkan Isa/Yesus kepada para pengikutnya (John 1:36). Pada akhirnya, ia pun mengorbankan dirinya (dihukum penggal oleh Herod Antipas) agar Isa/Yesus dapat meneruskan ajaran Tuhan kepada umatnya.
Tentu semua orang mengetahui kisah kontroversial Isra’Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al-Qur’an, kisah ini hanya terdapat dalam satu ayat.
QS. Al-Israa’:1: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Selebihnya, kisah yang lengkap kemudian diceritakan melalui hadits Bukhari. Dikisahkan bahwa suatu malam di tahun 620, setahun setelah Abdul Muthalib dan Khadijah (paman dan istri Nabi) meninggal, Muhammad dibangunkan di tengah malam oleh malaikat Jibril/Gabriel. Kemudian malaikat itu membelah dadanya dan membersihkan jantung Nabi dari segala dosa, kemudian menutupnya kembali. Persis seperti yang dialami orang-orang yang mengalami alien abduction. Kemudian Nabi dibimbing naik ke sebuah ‘makhluk aneh yang bertubuh kuda, berwajah sama seperti malaikat, dan berekor seperti merak’ yang dinamakan Buraq.
Asal kata Buraq adalah ‘baraqa’ yang berarti gemerlapan, seperti memiliki banyak lampu yang berkelap-kelip. Dan sudah banyak yang menginterpretasi Buraq tersebut adalah sebuah wahana transportasi super modern, tapi tidak ada yang bisa menggambarkannya dengan tepat, seperti halnya UFO yang dilihat oleh Dzulkifli/Ezekiel. Penulis sendiri tidak bisa membayangkan dengan pasti, tapi apabila diilustrasikan oleh Muhammad seperti kuda, tentunya wahana tersebut mempunyai 4 ‘kaki’ atau penopang ketika mendarat, dan cara menaikinya adalah seperti kita menaiki kuda, atau mungkin seperti halnya sepeda motor. Wajah yang seperti malaikat adalah perlambang dari bagian depan wahana tersebut yang bercahaya terang (seperti headlight pada mobil). Dan ekor seperti merak, adalah bagian belakang wahana itu berbentuk seperti kipas dan berwarna-warni. Mengenai kemampuan terbang Buraq, tentu dia dapat menggunakan wormhole atau ma’aarij yang lazim digunakan oleh ‘malaikat’ untuk menghadap ‘Tuhan’. Tak heran Muhammad dapat menempuh jarak yang sedemikian jauh dalam waktu 1 detik, atau bahkan kurang. Oleh karena itulah, sebelumnya dilakukan ‘pembersihan jantung’ oleh Jibril, untuk memperkuat organ dalam Muhammad untuk menempuh kecepatan cahaya. Tujuan perjalanannya adalah Masjidil Aqsa, yang diartikan sebagai ‘masjid terjauh’.
Sebagian besar umat muslim percaya Masjidil Aqsa adalah masjid/kuil yang dibangun pertama kali oleh Sulaiman/Solomon di Jerusalem (yang kini terdapat The Dome of The Rock). Tapi di dalam Al-Qur’an dan hadits kepastian tempat itu tidak disebutkan. Menurut penulis, dimanapun tempat ini pasti ada sebuah stargate yang menghubungkan Bumi dengan tempat asal para ‘malaikat’.
Sesampainya di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW pun memulai proses mi’raj (bentuk singular dari ma’aarij atau wormhole). Dia memasuki stargate yang telah dipersiapkan oleh para ‘malaikat’, dan kemudian berjalan melalui lautan ‘kautsar’ yang berarti lautan tak terbatas, alias angkasa luar. Di tengah perjalanan, ‘malaikat’ meng-upload pikiran Muhammad dengan pengetahuan mengenai sejarah manusia sejak generasi Adam hingga Ibrahim, sehingga seolah-olah ia bertemu dengan Nabi-Nabi itu. Oleh ‘malaikat’ juga ditunjukkan kepada Muhammad mengenai surga dan neraka yang sebenarnya. Akhirnya Muhammad sampai di luar ‘istana Allah’, dimana terdapat Sidratul Muntaha, yang lazim disebut Pohon Pengetahuan atau Pohon Terlarang. Muhammad masuk ke ‘istana’ itu kemudian menerima perintah untuk shalat, seperti yang kita tahu. Dalam proses negosiasi itulah dia bertemu dengan Musa secara fisik, yang memberinya masukan supaya tidak menuruti perintah ’Tuhan’ yang menyuruh Muhammad dan umatnya untuk shalat lima puluh kali sehari, karena umatnya tak akan sanggup melakukannya. Mengapa Musa sedemikian keras membujuk Muhammad agar tidak menuruti perintah itu? Apakah karena Musa sudah tahu wujud ’Tuhan’ yang sebenarnya? Bahkan kata-kata Musa adalah: "Go back to your Lord (and appeal for reduction) for your followers will not be able to bear it". (Sahih al-Bukhari, Vol. 1, p. 213).
Selain itu, Muhammad juga dipercaya sebagai Nabi terakhir yang membawa Tabut Al-Sakina atau Ark of the Covenant. Seperti diungkapkan sebelumnya, Tabut ini adalah senjata yang diwariskan turun temurun sejak generasi Adam, dan siapapun yang memilikinya akan diberikan ‘keamanan’ oleh Tuhan. Dalam Al-Qur’an, dikisahkan ketika hijrah Muhammad membawa tabut itu bersama dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
QS. At-Taubah: 40: Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keamanan (Sakina)-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Bagaimana Tabut itu bisa sampai ke tangan Muhammad? Konon, setelah Sulaiman meninggal, Tabut itu dibawa oleh anaknya ke dataran
Walaupun Muhammad memilikinya, keberadaan Tabut itu masih terus dirahasiakan. Mungkin seiring dengan waktu di Madinah, Muhammad dan para sahabat mempelajari cara kerja Tabut itu. Dan beberapa waktu kemudian, nampaknya cara kerjanya pun terkuak. Dikisahkan bahwa Zulfiqar, pedang Muhammad, merupakan bagian dari Tabut itu. Apa yang dimaksud dengan bagian, penulis masih kurang mengerti juga. Tapi sejak tahu cara kerja Tabut dan memiliki pedang Zulfiqar itu, Muhammad mulai percaya diri dan menerapkan serangan militer terhadap musuh-musuhnya. Ketika menyerang Mekkah, Muhammad juga menggunakan Tabut itu untuk mengancam musuh-musuhnya untuk meninggalkan kota itu.
QS. Al-Fath: 26: Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliah lalu Allah menurunkan ketenangan (Sakina) kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang mukmin, dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Menjelang ajalnya, Nabi Muhammad SAW mewariskan Tabut dan pedang Zulfiqar kepada menantunya, Ali bin Abi Thalib. Muhammad menyatakan bahwa Ali adalah penerus sejatinya dan semua harus tunduk kepada Ali, dan itu dipatuhi oleh para sahabat terutama Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khathab. Bahkan mereka menyatakan: “O son of Abu Thalib! You have become the master of every male and female believer, morning and evening (for ever).”
Namun Ali yang masih sangat muda tentu tidak bisa langsung menjadi kalifah, karena belum semua umat Muhammad menghormatinya. Oleh karena itulah, ketiga Sahabat Nabi yang lain memegang jabatan itu terlebih dahulu. Namun dalam prakteknya, segala keputusan mereka selalu dikonsultasikan kepada Ali selaku pewaris pimpinan spiritual dan juga penjaga Tabut Al-Sakina.
Pada saat pemerintahan para Kalifah itu, umat Islam memenangkan berbagai pertempuran dan berhasil merebut
Kesimpulan?
Dari berbagai hipotesis kisah close encounter itu, penulis kembali ke statement awal dimana ada dugaan kuat terdapat ”sesuatu” yang mengintervensi sejarah kita, bahkan mempengaruhi kepercayaan kita terhadap Tuhan Pencipta Alam Semesta. Kita sebagai manusia sengaja dijebak oleh pihak-pihak yang mementingkan dirinya sendiri, baik itu dari umat manusia sendiri ataupun ’non-manusia’. Mereka mempunyai informasi maupun kemampuan lebih dari kita, dan sangat mungkin mereka memanfaatkan kepercayaan kita yang murni terhadap Tuhan demi kepentingan mereka sendiri.
Tulisan ini bukan bermaksud untuk menghujat ataupun meragukan ajaran agama manapun, karena penulis percaya bahwa ajaran agama adalah sesuatu yang bersifat ideal dan merupakan cita-cita dari seluruh umat manusia, bukan hanya sebagian manusia saja. Bahkan penulis sangat mempercayai keberadaan Tuhan/Allah SWT pencipta alam semesta yang Maha Esa dan meyakini bahwa tidak ada Tuhan lain selain Sang Maha Pencipta itu. Yang ditentang atau tidak dipercaya oleh penulis adalah, apabila hipotesis penulis terbukti, bahwa ada ’pihak-pihak’ yang mengaku dirinya tuhan dari umat manusia dan memanfaatkan manusia sebagai budaknya, yang secara hipotesis disebut dengan ”Annunaki” (dari kebudayaan Sumeria) maupun ”The Watchers” (dalam Book of Enoch). Walaupun kemungkinan besar dalam DNA kita juga terdapat DNA Annunaki, namun Tuhan/Allah SWT-lah yang memungkinkan kedua DNA itu bertemu. Annunaki hanya merupakan media/wahana, namun bukanlah tuhan.
Belajar dari kisah-kisah para Nabi itu, jelas terdapat ’kerentanan’ akal manusia dalam menghadapi ’pihak-pihak’ itu, hanya karena keterbatasan pengetahuan semata. Nah, di era internet dan membanjirnya berbagai macam informasi seperti sekarang ini, kita sudah dapat melihat berbagai bukti faktual dan tentunya kita sudah bisa secara kritis membedakan antara Tuhan dan ’mereka yang berkedok Tuhan’. Tuhan yang kita pelajari dari agama kita selama ini adalah Tuhan Pencipta Alam Semesta yang penuh cinta kasih dan menebarkan perdamaian, bukan sekadar ilmuwan yang bisa melakukan genetical engineering dan menciptakan spesies baru bernama homo sapiens untuk menjadikannya budak bagi mereka. Tuhan kita adalah yang kita puja dan sembah tanpa menuntut pamrih apa-apa, dan melaksanakan ajarannya tanpa harus memikirkan bahwa nantinya kita akan masuk surga dan neraka.
Penulis percaya bahwa kitab-kitab suci kita menyimpan sesuatu yang harus dipecahkan, oleh karena itu janganlah berhenti untuk men-decipher apa yang termaktub dalam kitab-kitab itu. Sebagai manusia, kita harus senantiasa mencari dan mencari makna kehidupan di dalam kitab-kitab itu. Kalau kita tidak melakukan pencarian makna itu, kita hanya akan ’terjebak’ dalam aturan hitam-putih atau benar-salah atau surga-neraka yang tertera di kitab-kitab itu. Makna sebenarnya dari kitab-kitab itu bukanlah aturan-aturan itu, tapi pencarian harkat dan martabat manusia sebagai makhluk tertinggi. Aturan-aturan yang tertera eksplisit dalam kitab-kitab itu hanyalah sebagai alat atau instrumen supaya dalam pencarian harkat dan martabatnya, manusia tidak menjadi over-confidence dan terjerumus ke dalam hawa nafsunya sendiri. Apabila manusia terjebak dalam aturan-aturan itu, maka manusia tidak akan mempunyai makna dalam hidupnya dan akan selalu merasa takut apabila perbuatannya tidak sesuai aturan. Dengan kata lain, manusia akan menjadi budak.
Dalam hal ini kita sekali lagi perlu mencontoh Ibrahim/Abraham, yang dengan kesadarannya sendiri berpikir out of the box dan melakukan pencarian di dalam batin untuk menemukan harkat dan martabatnya sebagai manusia, yang kemudian membuat ia disegani oleh berbagai raja dan kalangan, termasuk ’Tuhan’ yang harus ’menyuapnya’ supaya dapat menghancurkan Sodom dan Gomorrah. Meski tetap memiliki keterbatasan sebagai manusia, Ibrahim tak menyerah begitu saja ketika menghadapi sugesti hipnotis (hipotesis) yang menyuruhnya untuk mengorbankan anaknya sendiri.
Al Qur'an kn kitab penyempurna, pernah berpikir ga klo kitab2 sblumnya ada unsur yg blum pasti??
ReplyDeleteklo dari pemikiranku, jika menafsirkan dari sesuatu yg blum smpurna maka hasilnya jg g smpurna
y ga??
Betul sekali, Al Qur'an memang kitab penyempurna, tapi bukan yang paling sempurna. "Penyempurna" dan "Yang paling sempurna" adalah dua hal yang berbeda.
ReplyDeleteMenurut saya yang paling sempurna adalah Allah SWT semata, tak ada yang lain. Dan mungkin yang "mendekati" sempurna ketika kita sudah membaca dan memahami SEMUA kitab/literatur yang pernah ditulis oleh manusia sepanjang sejarahnya.
“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu...” (Qs 10:94)
Tapi terus terang, saya sendiri juga tidak mampu untuk melakukannya, maka saya cuma bisa bisa berinterpretasi sesuai kemampuan otak saya yang sangat jauh dari sempurna.
Terima kasih atas masukannya, jangan terlalu dimasukkan ke hati yaa...
Kesimpulan saya.
ReplyDelete1. Bagaimana anda bisa PERCAYA pada Tuhan jika anda membenarkan keberadaan tentang tuhan tuhan yang lain? Sebuah jalan pikir yang sangat labil tercipta dari semua interpretasi yang anda lakukan.
2. Bagaimana bisa anda membenarkan apa kata agama lain yang jelas jelas tidak anda yakini? Hahaha lagi lagi sifat labil yang menguasai pikiran anda.
3. Anda mendeskripsikan banyak sekali tuhan, tapi kenapa anda tidak bisa mendeskripsikan Tuhan anda? Nonsense lah.
4. Saya akui, pengetahuan anda banyak. Tapi salahnya, anda berani membanding bandingkan pengetahuan yang jelas jelas berbeda dari sudut pandang landasan dan keyakinan. Well, akhirnya adalah sebuah kesalahan fatal. Saya sangat tertarik dengan isi pengetahuan dari thread ini. Tapi jujur, menurut saya ending thread ini sangat buruk. Anda membuat kesimpulan yang adik saya pun bisa membuatnya hahaha.
Saran saya kepada penulis:
Saya kagum dengan kreatifitas anda saudara yang saya kasihi. Tapi jangan anda sekali kali pernah membandingkan sebuah satu keluarga dengan keluarga yg lain. Itulah satu satunya kesalahan anda. Trims
Terimakasih atas komentarnya Saudaraku Anonymous, harap maklum saya cuma manusia yang cuma mampu menggunakan sepersekian persen dari otak saya, jadi jelas saya masih harus belajar banyak tentang siapa Pencipta saya. Namun dalam proses pencarian ini, saya masih meyakini di dalam hati ini, in the end of the day semua keluarga yang ada di dunia ini (baik di Bumi atau bukan) akan menyembah Tuhan yang sama. Hanya masalah waktu saja.
ReplyDeleteSenang sekali bertemu dengan org yg memiliki cita-cita yg sama, lalu berhasil menemukan kebenaran yg sejati. So, Hel-El itu menurutmu Enlin atau Enki? Logikanya Enki kan, tapi di sinilah kamu akan menemukan campur tangan pihak ke tiga dalam penulisan sejarah besar ini. Dialah yg mengirim Kristus, Krisna, dan Si Dharta. Dialah yg tidak melarang ini itu yg penuh kasih. Dan, dia berkekuatan di atas yg mengirim yg ke 25. So sejarah besar di kitab2 itu ditulis oleh perfektif Enki, Enlil, dan satu lg. Siapa? Ga tau juga sih. Tapi mungkinkah dia yg disinggung di tablet Sumer sebagai ayah segala ayah, mengingat Kristus memanggilnyw Bapak, yg menurut Sumer dialah penguasa Nibiru. Kalau memang penguasa Niburu, ga heran, dia superior ketimbang Enlil, atau kita tau, Enlil dikenal dengan beberapa nama. Btw, kebersit ga dipikiran km kalo Enki itu perempuan. Ok dia dewi kita tau. Tapi, seperti yg kita tau bahwa kitab2 itu ditulis dr persfektif Enlil, dan tentu saja Enki yg disebutkan si ular si jahat, yg diwakili iblis or Lucifer aka Hel-El. Tapi, bukankah sebelum kejatuhan Iblis atau pun Lucifer disebutkan bahwa Tuhan, or you know who, sangat menyayangi Luci or Iblis? Dia yg duduk di sebelah kanan Tuhan. Dia yg paling disayangi. Dan dia yg menyuruh menggigit pohon kehidupan. Well kita tau mungkin rujukannya adalah dia yg menyuntikkan DNA. Siapakah perempuan luar biasa ini? Apa dia adik Enlil, or even maybe his companion? Wife? Uh sulitnya bertemu langsung org kaya kamu padahal ada banyak yg ingin saya bincangkan. Bila berkenan, please send me an email untuk analisa km terkait apa yg saya tulis ini ... Oktvkr@gmail.com Quod Humus Hoc Eritis.
ReplyDelete