Have fun and enjoy yourself

Tuesday, July 14, 2009

Terminator dan Dunia Ideologis



“Terminator Salvation” yang dibintangi oleh Christian Bale, Sam Worthington, dan Bryce Dallas Howard adalah salah satu film yang paling diantisipasi oleh para penggemar film, khususnya oleh orang-orang yang mengaku sebagai Terminator die-harder. Uniknya film ini dapat disebut sebagai sekuel maupun prekuel, ber-setting di tahun 2018 ketika berkecamuk perang antara manusia dan mesin, dan sang tokoh utama (John Connor) belum menjadi pemimpin seperti yang diramalkan dan ditunjukkan sekilas dalam film-film sebelumnya.

Semula banyak suara pesimis ketika mendengar bahwa film ini disutradarai oleh McG, yang lebih banyak berpengalaman membuat video musik (untuk layar lebar, dia telah menyutradarai Charlie’s Angels dan Charlie’s Angels: Full Throttle). Namun setelah melihat trailer-nya yang bergentayangan di dunia maya selama beberapa bulan terakhir, muncul optimisme bahwa McG akan setia pada akar dari semua franchise Terminator, yakni sebuah dunia post-apocalyptic yang kelam dan kejam.

Tulisan ini mungkin hanya sebagai reminder akan makna dibalik dunia Terminator yang di-visikan oleh James Cameron, sutradara dua film pertama (The Terminator dan Terminator 2: Judgment Day). Banyak yang sudah mengetahui, namun ada juga yang baru pertama kali ini menonton Terminator sehingga perlu sedikit referensi.

Tokoh utama dari franchise Terminator adalah John Connor, yang dikisahkan petualangannya sejak masih dalam kandungan. Pengkisahan John Connor ini digambarkan oleh Cameron sebagai kebangkitan Nabi Isa/Yesus/Messiah yang akan memimpin umat manusia menjelang kiamat, seperti yang diramalkan dalam Kitab Suci Al-Qur’an maupun Injil (get it? John Connor = JC = Jesus Christ).

Dunia Terminator berawal dari ambisi Militer AS yang membangun sebuah Super-Computer bernama Skynet, yang tujuannya semula adalah mengendalikan arus informasi di world wide web sehingga AS dapat menjadi negara adidaya bukan hanya secara fisik namun juga dalam dunia maya. Namun apa daya, ternyata akibat virus yang tidak diketahui sumbernya, Skynet justru memberontak dan mengendalikan seluruh komputer di dunia, bahkan melancarkan serangan nuklir yang menghancurkan peradaban manusia. Visi ini sudah digagas oleh Cameron pada tahun 1984, jauh sebelum kita mengenal adanya internet dan globalisasi informasi. Visi akan sebuah dunia yang mempertuhankan teknologi dan informasi seperti halnya benua Atlantis yang dikisahkan oleh Plato.

Kala seluruh dunia sudah hancur oleh nuklir, manusia yang masih bertahan hidup membentuk sebuah gerakan pemberontakan terhadap Skynet yang intelegensianya sudah berlipat ganda serta sudah membangun pasukan cyborg (cybernetic organism) yang mengambil wujud manusia. Sebuah ironi, bahwa akhirnya manusia yang memberontak terhadap ciptaannya sendiri. Gerakan pemberontakan ini semakin berkembang dan akhirnya menjadi perang skala besar (dalam Al-Qur’an disebut peperangan akhir zaman dan dalam Injil disebut Armageddon). Seperti diramalkan dalam film-film Terminator sebelumnya, dalam perang ini pihak manusia akan dipimpin oleh John Connor.

Dalam film The Terminator (pertama) diceritakan bahwa Skynet sudah menguasai teknologi time-travel, dan kemudian mengirimkan salah satu cyborg ciptaannya kembali ke masa lalu untuk membunuh Sarah Connor, Ibu dari John Connor, sebelum John Connor dilahirkan (menggunakan logika bahwa jika John Connor tak pernah ada, maka pemberontakan manusia juga tak akan ada). Rupanya pihak manusia juga mengetahui rencana itu dan berhasil mencuri teknologi time-travel dari Skynet, kemudian mengutus seorang prajurit bernama Kyle Reese untuk melindungi Sarah Connor dari serangan cyborg tersebut. Tak dinyana, justru Kyle Reese-lah yang menjadi ayah biologis dari John Connor. Namun sampai dengan kematiannya di tengah tugas melindungi Sarah Connor, Kyle Reese tidak pernah mengetahui bahwa John Connor adalah anaknya.

Setelah upaya membunuh Sarah Connor gagal, Skynet berulangkali mengirimkan mesin pembunuh lainnya untuk melenyapkan John Connor ketika remaja dan beranjak dewasa dengan berbagai cara, namun seluruhnya gagal. Di pihak lain, John Connor dan Ibunya juga senantiasa berusaha untuk mencegah penciptaan Skynet dengan berbagai cara, dengan tujuan agar pemberontakan mesin terhadap manusia tidak akan terjadi. Namun ternyata seluruh upaya mereka juga menemui kegagalan dan Judgment Day (serangan nuklir oleh Skynet) tetap terjadi. Rupanya apa yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa tidak akan pernah dapat diubah oleh siapapun dan dalam keadaan apapun.

Dalam film-film Terminator sebelumnya, dikisahkan bahwa inspirasi untuk membangun Skynet justru berasal dari sisa-sisa chip yang berasal dari cyborg T-800 yang dihancurkan oleh Kyle Reese dan Sarah Connor. Begitu pula virus yang mengacaukan program Skynet – yang tadinya tidak diketahui asalnya – ternyata juga dibawa oleh cyborg TX yang dikirim oleh Skynet sendiri dari masa depan (Terminator 3: Rise of The Machines). Ilustrasi ini menggambarkan bahwa takdir yang telah digariskan Tuhan juga tidak dapat terlepas dari campur tangan dan keterlibatan manusia sendiri di dalamnya.

No comments:

Post a Comment