Have fun and enjoy yourself

Wednesday, June 19, 2013

Man Of Steel: Not Your Family-Friendly Superman



Superman sudah menjadi sebuah cultural icon sejak 75 tahun yang lalu, ketika pada tahun 1938 dipublikasikan pertama kali oleh Detective Comics, Inc. (kemudian berganti nama menjadi DC Comics). Karakter ini diciptakan oleh Jerry Siegel dan Joe Shuster lima tahun sebelumnya (1933) ketika mereka masih menjadi pelajar SMA di Cleveland, Ohio. Ketika pertama kali diciptakan, Superman diilustrasikan sebagai tokoh antagonis botak yang memiliki kekuatan telepati dan ingin menguasai dunia (image yang kini dimiliki oleh Lex Luthor). Cerita pendek itu diberi judul “The Reign of the Superman”. Di tahun yang sama, Siegel dan Shuster mengubah konsep itu sehingga Superman menjadi tokoh superhero protagonis seperti yang kita kenal sekarang.

 
Sejak dipublikasikan pada bulan Juni 1938 pada Action Comics #1 oleh Detective Comics, Inc., Superman mewabah ke seluruh dunia dalam bentuk komik, serial radio, serial televisi, film bioskop, hingga video games. Pengaruh The Great Depression pada tahun 1930-an jelas sekali terlihat pada kisah-kisah komik pertama Superman. Waktu itu, penduduk Amerika membutuhkan sosok yang dapat menjadi role-model dalam menghadapi permasalahan sosial sehari-hari. Oleh karena itu, kisah-kisah Superman seringkali menyoroti problematika sosial di masyarakat. Kalau kisah-kisah Batman lebih menyoroti aspek korupsi di penegakan hukum, Superman lebih menekankan pada problem sosial yang makro seperti rasialisme, kemiskinan, ilmu pengetahuan, nasionalisme, dan sebagainya
 
 
“Truth, Justice, and the American Way” seolah menjadi identik dengan sosok Superman. Namun sebenarnya Siegel dan Shuster pada awalnya lebih mengkaitkan persona Superman dengan agama yang dianut mereka, yaitu Yahudi. Superman diilustrasikan dikirim oleh orang tua kandungnya di dalam suatu wahana, yang dikirimkan ke Bumi untuk diasuh oleh orang tua angkat. Seperti halnya Nabi Musa yang dilarungkan dengan keranjang oleh ibunya di Sungai Nil, kemudian ditemukan dan diasuh oleh orang tua angkatnya.
 
Dalam kisah awalnya, Siegel dan Shuster menggambarkan kepribadian Superman sebagai kasar dan agresif. Superman tak segan-segan menggunakan kekuatannya untuk melempar dan memukul penjahat, tak memikirkan konsekuensi lanjutan apakah penjahat itu mati atau tidak. Tapi di tahun 1940-an, editor Whitney Ellsworth kemudian memperhalus kepribadian Superman menjadi lebih egalitarian dan humanitarian. Selama puluhan tahun berikutnya, Superman dilukiskan memiliki hati yang baik, rasa keadilan yang tinggi, standar moral di atas rata-rata, dan selalu bersikap positif serta tidak pernah mau membunuh lawannya. Julukannya pada saat itu adalah “The Big Blue Boy Scout”. Saking lurusnya sikap Superman, seringkali ia berselisih paham dengan kawan-kawan superhero yang lain. Dalam film-film Superman yang dibintangi oleh Kirk Alyn, George Reeves, hingga Christopher Reeve, tak pernah satupun adegan yang menunjukkan Superman membunuh lawannya. Untuk meluruskan adegan akhir di Superman II, Richard Lester bahkan menyertakan additional scene yang menunjukkan bahwa Zod, Ursa, dan Non tidak mati melainkan hanya kehilangan kekuatan supernya dan ditahan oleh Polisi Arktik.

 
Namun seiring perkembangan jaman, oleh DC Comics sifat-sifat Superman itu sedikit demi sedikit disesuaikan dengan kondisi yang ada. Apabila pada tahun 1930-an Amerika berhadapan dengan The Great Depression, maka sekarang Amerika berkutat dengan dunia pasca 9/11, dengan permasalahan dunia yang makin kompleks. Hal inilah yang digambarkan dalam film Man of Steel, karya sutradara Zack Snyder (Watchmen, 300, Sucker Punch). Naskahnya ditulis oleh David S. Goyer, dan produsernya adalah Christopher Nolan, yang telah sukses dipercaya oleh DC Comics untuk mereboot kisah Batman dalam trilogy Dark Knight yang fenomenal itu. Kesuksesan Nolan mengisahkan ulang Batman telah meyakinkan DC Comics untuk mempercayakannya dalam mengulang kisah Superman. Namun karena Nolan menolak untuk menyutradarainya, maka kursi Sutradara diserahkan ke Snyder yang sukses menyutradarai Watchmen, yang juga di bawah bendera DC Comics.
 
Kombinasi Snyder dan Nolan itu menghasilkan Man of Steel, yang menurut saya menjadi sebuah pengalaman baru untuk para penggemar Superman. Mengapa pengalaman baru? Karena walaupun masih dalam pakem cerita komiknya, namun terdapat banyak elemen yang dirombak oleh Nolan dan Goyer selaku produser dan penulis naskah sehingga tak pelak membuat para penggemar Superman ternganga. Dan ini bukan semata special efek di paruh kedua yang over the top, sehingga membuat penonton seperti menaiki roller-coaster yang tidak berhenti-berhenti. Dan juga bukan masalah “celana dalam” Superman yang dipakai di luar atau di dalam, karena kalau cuma masalah itu justru Snyder sangat mengacu pada komik The New 52, yang sejak tahun 2011 menampilkan Superman tanpa “celana dalam” di luar.


Pengalaman baru pertama yang langsung terasa ketika menonton Man of Steel adalah musiknya. Hans Zimmer benar-benar all out untuk dapat mengimbangi klasiknya tema Superman gubahan John Williams pada film Richard Donner. Bahkan Zimmer menyebut pekerjaan ini sangat mengintimidasi dirinya. Oleh karenanya ia tak tanggung-tanggung menggunakan teknologi terbaru yang memungkinkan untuk didengar dengan headphone biasa namun dengan kualitas surround, dinamakan DTS Headphone:X. Bahkan tak cukup hanya dengan 2 timpani, Zimmer menggunakan 10 drummer (termasuk Jason Bonham) yang kesepuluhnya direkam bersamaan dalam bentuk melingkar, sehingga memunculkan efek surround yang maksimal. Maka hasilnya pun menjadi luar biasa dahsyat, baik itu di bioskop maupun ketika didengarkan di headphone.

 
Sedangkan dari segi cerita, berbagai elemen Superman yang dimodifikasi oleh Nolan dan Goyer dalam Man of Steel antara lain:

Mengangkat kisah Jor-El (Russell Crowe) yang lebih “heroik” dibandingkan dengan penggambaran dalam film-film sebelumnya, termasuk di serial Smallville. Kalau sebelumnya Jor-El hanya digambarkan sebagai ilmuwan tua, namun kali ini dia digambarkan memiliki kemampuan militeristik sehingga dapat mengalahkan pasukan Zod (Michael Shannon).

 
Kal-El (Henry Cavill) adalah anak Jor-El dan Lara Lor-Van (Ayelet Zurer), warga pertama Krypton sejak ratusan tahun yang dilahirkan secara alamiah. Anak-anak lainnya di Krypton dilahirkan dengan rekayasa genetis, dengan tujuan hidup yang telah ditetapkan oleh Council (para tetua Krypton). Tujuan hidup itu dicetak dengan menggunakan Codex (DNA seluruh penduduk Krypton yang tersimpan di dalam tengkorak leluhur mereka). Dengan demikian, karena terlahir alami, Kal-El memiliki kemampuan untuk memilih jalan hidupnya sendiri.
 
Motivasi General Zod untuk kudeta adalah mengambil alih Codex dan The Genesis Chamber, yang berisikan bayi-bayi Krypton hasil rekayasa genetis, untuk memilah-milah siapa saja yang akan menjadi pengikutnya dalam membangun dan meneruskan peradaban Krypton yang baru di tempat lain. Sebuah cita-cita yang tidak salah, tapi dengan cara yang salah.
 
Dua orang tangan kanan Zod bukanlah Ursa dan Non seperti di film Superman II karya Richard Lester, namun Faora Hu-Ul dan Nam-Ek. Faora diperankan oleh aktris Jerman Antje Traue, dan di film ini perannya cukup mencuri perhatian. Sementara Nam-Ek adalah ilmuwan Krypton yang mencampur gennya sendiri dengan gen Rondor Beast (hewan Krypton yang terlihat di awal film), sehingga tubuhnya menjadi raksasa.

 
Alasan Kal-El dikirim ke Bumi adalah melanjutkan atau membangun kembali peradaban Krypton dengan dibekali Codex. Namun sebelum ia dapat mewujudkan itu, Kal-El harus memahami terlebih dahulu segala aspek kehidupan di Bumi, sehingga pada saatnya nanti ia dapat menjadi penghubung/jembatan antara dua dunia.
 
Fortress of Solitude tak lagi berupa benteng (seperti halnya komik) atau rumah kristal buatan (seperti film Richard Donner) di Kutub Utara, namun berupa pesawat Scout (penjelajah) Krypton yang telah terdampar di Bumi sejak 20.000 tahun lalu. Pada komik pendahuluan yang diterbitkan sebelum peluncuran Man of Steel, dikisahkan bahwa pesawat tersebut dikomandoi oleh Kara, sepupu Kal-El. Di tengah penjelajahan untuk mencari kehidupan planet lain, Kara diserang oleh seorang Kryptonian jahat bernama Dev-Em yang menyusup ke dalam pesawatnya. Karena perkelahian Kara dan Dev-Em itu, pesawat mengalami kerusakan hingga akhirnya terdampar di Kawasan Arktik. Nasib Kara dan Dev-Em tak diketahui lagi setelah peristiwa itu. Di Man of Steel, ditunjukkan bahwa salah satu pod dalam pesawat itu terbuka. Mungkinkah Kara masih hidup? Oh ya, Kara di komik juga dikenal dengan nama Supergirl.



Seperti halnya Kara dan Scout Shipnya, Kryptonian lain juga ditugaskan untuk memulai peradaban Krypton di planet lain, mengingat Krypton sendiri menghadapi kehancuran. Untuk itu, masing-masing Scout Ship dibekali dengan Genesis Chamber yang berisikan bayi-bayi yang telah “dicetak”, dan juga  World Machine yang berfungsi untuk terraforming, merekayasa atmosfer planet tujuan agar sama dengan Krypton.


Kekuatan Clark di Bumi juga diperoleh secara gradual, seiring dengan proses pertumbuhannya. Dan orang tua angkatnya memegang peranan sangat penting dalam mengajarkan kepada Clark bagaimana cara mengendalikan kekuatannya yang semula tak terkontrol. Ibu angkatnya, Martha, melatih Clark untuk mengasah dan memfokuskan inderanya yang super sensitif. Lebih jauh lagi, ayah angkat Clark mengajarkan untuk menahan diri tidak menggunakan kekuatan supernya for a greater good, sampai semua orang siap menerimanya. Sang ayah angkat, Jonathan Kent (Kevin Costner), tidak meninggal karena serangan jantung seperti di komik atau film-film sebelumnya, namun kematiannya di sini lebih dramatis dan menentukan langkah hidup Clark Kent selanjutnya.


 
Dan berbicara mengenai kelemahan Superman, di komik dan film-film sebelumnya, Kal-El atau Superman dikisahkan dapat melemah karena Kryptonite. Namun dalam Man of Steel proses pelemahan Superman itu digambarkan dengan lebih ilmiah dan masuk akal. Kal-El sudah hidup puluhan tahun di Bumi, sehingga anatomi tubuhnya sudah beradaptasi dengan atmosfer Bumi yang lebih tipis dari Krypton. Ketika Kal-El dewasa dan memasuki pesawat Zod yang atmosfernya diset sama dengan Krypton, tubuh Kal-El pun menjadi lemah karena harus beradaptasi kembali dengan atmosfer tersebut. Dalam scene lain, Martha Kent (Diane Lane) juga menceritakan bahwa ketika pertama kali mendarat di Bumi, bayi Kal-El/Clark mengalami kesulitan bernafas karena tubuhnya menyesuaikan diri dengan atmosfer Bumi.
 
Berbeda dengan niatan Siegel dan Shuster yang mengilustrasikan Superman seperti Nabi Musa, Nolan dan Goyer lebih mengasosiasikan Kal-El dengan Yesus. Ketika General Zod datang ke Bumi, dikisahkan bahwa Kal-El telah berada di Bumi selama 33 tahun. Semua tahu bahwa 33 tahun adalah umur Yesus ketika harus mengorbankan diri dengan disiksa dan disalib. Proses penyerahan diri Kal-El ke militer untuk diserahkan ke Zod serupa dengan proses penyerahan Yesus ke otoritas Romawi. Lebih jauh lagi, yang mendampingi Kal-El adalah Ibu angkatnya dan Lois Lane (Amy Adams). Lois Lane tidak digambarkan memiliki rambut hitam seperti di komik, tapi merah seperti Maria Magdalena.


Di Man of Steel, Lois Lane mengenal Clark sebagai Kal-El dan Superman. Hal ini tentu merombak tradisi di komik, yang berakibat ada cinta segitiga antara Clark-Lois-Superman. Dan hal ini juga menjawab semua pertanyaan para penggemar dari dulu, yaitu “Kenapa Lois tak dapat mengenali Superman yang hanya memakai kacamata?”
 
Pada akhir film, Kal-El melakukan sesuatu yang selama ini bertentangan dengan jalan lurus Superman, yaitu membunuh. Hal ini juga menjadi kontroversi di kalangan penggemar Superman, karena Superman tidak pernah membunuh (dengan sengaja), seperti yang dicanangkan oleh sang editor Detective Comics Whitney Ellsworth pada tahun 1940-an. Bahkan Batman di trilogy Dark Knight-nya Nolan juga mempertahankan prinsip untuk tidak membunuh, dan berhasil. Kenapa Superman tidak bisa?


Dalam hal ini juga dipertanyakan begitu banyaknya body count (kematian) dari warga Metropolis akibat World Machine milik Zod, seolah Kal-El tidak dapat berbuat apapun untuk mencegahnya. Kal-El hanya menyelamatkan satu orang saja dengan sengaja, yaitu Lois. Terus terang untuk saya ini masih cukup mengganjal, disamping juga adegan klimaks antara Kal-El dan Zod yang cukup melelahkan penonton (khususnya saya).

Adegan-adegan di atas adalah inovasi dari Goyer, Nolan, dan juga Snyder yang pasti menimbulkan berbagai kontroversi khususnya untuk penggemar Superman. Namun demikian, hal serupa juga dialami oleh trilogy Dark Knight yang waktu itu juga sempat menimbulkan kontroversi, walau tak sebanyak Man of Steel. Yang jelas, Snyder, Goyer, dan Nolan kini sudah mulai bekerja untuk membuat sekuelnya.

Di Man of Steel, Snyder juga menghadirkan beberapa tokoh yang hadir baik sebagai cameo atau potensial untuk dimunculkan dalam sekuelnya, baik Superman sendiri maupun Justice League (yang rumornya akan tayang pada 2015):

Pada awal film dikisahkan Krypton dengan lebih mendetil, termasuk sebuah bulan yang terlihat hancur di latar belakang scene Krypton. Walaupun di film tak diceritakan bagaimana bulan itu hancur, namun penggemar komik Superman pasti tahu bahwa bulan itu adalah Wegthur, salah satu bulan Krypton yang hancur akibat eksperimen nuklir Jax-Ur. Jax-Ur (Mackenzie Gray) di Man of Steel adalah ilmuwan yang meneliti Kal-El ketika berada di dalam pesawat Zod.


Halusinasi yang dialami oleh Kal-El juga adalah hasil kerja dari Jax-Ur, yang menggunakan Bloodmorel, sejenis jamur yang tumbuh di bebatuan Krypton.


Di scene awal film itu juga diperkenalkan Kelex dan Kelor, android asisten Jor-El yang membantu pelariannya dari Zod. Kelex pada akhirnya hancur bersama Krypton, namun di komik diceritakan ia dibuat kembali di Bumi sebagai “butler” Kal-El di Fortress of Solitude.


Para tokoh-tokoh manusia yang ikut berperang melawan Zod dan pasukannya antara lain Lt. General Swanwick (Harry Lennix), Colonel Hardy (Christopher Meloni) dan Dr. Emil Hamilton (Richard Schiff). Dr. Hamilton adalah pimpinan dari S.T.A.R Labs yang memiliki peran penting di komik Superman dan Justice League, termasuk membuat salah satu anggota Justice League yaitu Cyborg. Sayang sekali tidak dimunculkan General Lane, ayah dari Lois.
 
 
Seperti yang diungkapkan Snyder sebelum tayang perdana, di salah satu satelit yang dihancurkan oleh General Zod terdapat logo Wayne Enterprises milik Bruce Wayne. Ini berarti Batman berada di dalam universe yang sama dengan Man of Steel.
 
 
Ketika adegan klimaks Kal-El dan Zod, sempat terlihat tanda “Blaze Comics” di antara gedung-gedung bertingkat. Penggemar komik pasti tahu bahwa Blaze Comics ini terkait erat dengan Booster Gold, superhero yang datang dari masa depan dan menjadi salah satu anggota Justice League.
 
 
Dalam suatu adegan yang menampilkan langit Metropolis yang penuh serpihan api, salah satu gedung terdapat tulisan “LEXCORP”. LEXCORP adalah perusahaan milik Lex Luthor, musuh abadi Superman. Tentu saja ini merupakan potensial sekuel, mengingat di akhir film ini Clark juga sudah mulai menetap di Metropolis sebagai reporter Daily Planet. Logo LEXCORP juga muncul lagi menjelang akhir film ketika adegan klimaks Kal-El dan Zod.
 
 
Dan sang Lex Luthor sendiri juga terlihat ketika proses evakuasi.

 
Selain easter eggs di atas, masih ada lagi beberapa scene yang menunjukkan keterkaitan dengan tokoh-tokoh DC Comics lainnya, antara lain Utopia Casino milik Tony Gallo (yang membawa Kryptonite pertama kali ke Metropolis), Sullivan’s Truck & Tractor Repair (milik ayah Chloe Sullivan), dan Ezra’s Mail Depot (milik Ezra Small, pendiri kota Smallville).
 
Overall, sekali lagi ini merupakan pengalaman baru bagi penggemar Superman. Konsepnya adalah retelling (menceritakan kembali) dan seperti halnya trilogy Dark Knight tidak harus sesuai dengan komik dan juga film-film sebelumnya. Oleh karena itu, bagi penggemar Superman sebenarnya tidak ada alasan apapun di dunia ini untuk tidak menyukai film ini. Lebih luas lagi, film ini ditujukan untuk semua orang yang memiliki perasaan berbeda dengan dunia sekitarnya, dan berkeinginan untuk memberikan semua hal yang istimewa untuk orang-orang yang disayangi.