Have fun and enjoy yourself

Tuesday, September 21, 2010

The Avengers Initiative: Unity in Diversity (Part 2)


Dalam film Iron Man 2, rasanya semua sudah tahu salah satu adegan ketika Nick Fury dan Tony Stark duduk satu meja dan berdialog di akhir film mengenai status Stark dalam The Avengers Initiative. Tapi mungkin sebagian dari kita melewatkan apa yang ada di latar belakang mereka berdua.

Yang tampak adalah berbagai layar monitor yang menunjukkan berbagai hal. Yang tampak jelas adalah berita mengenai insiden di Culver University, yang melibatkan Bruce Banner/Hulk dan ada di film The Incredible Hulk. Berarti timeline Iron Man 2 terjadi sebelum The Incredible Hulk.


Tapi coba perhatikan di bagian kiri atas, ada gambar sebuah kawah. Kawah tersebut adalah kawah Mjolnir (palu Thor) yang dikirim oleh Odin ke Bumi. Kawah ini juga ditunjukkan pada adegan post-credit di Iron Man 2.

Selain kedua gambar tersebut, pada monitor lain juga terpampang sebuah peta dunia.

Dari kedua gambar di atas, di peta dunia itu terdapat berbagai lokasi yang diberi tanda lingkaran. Apakah arti dari tanda-tanda tersebut?

Mulai dari gambar atas, dari kiri ke kanan:

Di California ada Iron Man, di New Mexico ada lokasi jatuhnya Mjolnir (palu Thor), di New York ada Hulk, di Iceland ada Captain America yang terperangkap es.

Nah ini yang jadi misteri: di Samudera Atlantik, apakah ada Namor/The Sub-Mariner?

Lalu di Eropa, kemungkinan terkait dengan Captain America atau Thor. Dan yang terakhir di Afrika adalah lokasi dari The Black Panther di Wakanda.

Jadi mungkinkah The Avengers akan menambah dua anggota baru (Namor dan The Black Panther) atau lebih? Kita tunggu saja kehadiran filmnya di tahun 2012.

Namor/The Sub-Mariner


The Black Panther

Monday, September 6, 2010

Gremlins: A World War Tale

Film produksi pertama Amblin Entertainment (milik Steven Spielberg) tahun 1984 ini disutradarai oleh Joe Dante (Piranha, Innerspace, Small Soldiers), dengan screenplay oleh Chris Columbus (sutradara Home Alone, Mrs. Doubtfire, serial Harry Potter). “Gremlins” memiliki nuansa horror-comedy seperti “Ghostbusters”, besutan Ivan Reitman yang diluncurkan pada saat yang bersamaan. Dalam perspektif yang lain, beberapa pengamat juga menangkap nuansa black comedy, kontras dengan suasana Natal yang dijadikan latar belakang film ini.

Tapi tahukah anda bahwa dibalik kelucuan Gizmo (yang disuarakan Howie Mandel) dan kebengisan Stripe (disuarakan oleh Frank Welker, pemeran ayah Matt Damon dalam “The Informant”), kisah para Gremlins itu sudah melegenda sejak berkecamuknya Perang Dunia II (bahkan juga PD I)?

Kata “gremlin” sendiri dimunculkan oleh para pilot Royal Air Force (RAF) Inggris yang bertugas di Malta, Timur Tengah, dan India. Ketika itu, banyak pesawat yang mengalami kecelakaan yang tak dapat dijelaskan penyebabnya. Sehingga muncul rumor mengenai keberadaan makhluk-makhluk kecil yang ditengarai merusak mesin-mesin pesawat ketika sedang terbang di angkasa. Seperti halnya legenda foo fighters, para pilot Inggris itu sempat khawatir bahwa gremlins itu merupakan salah satu upaya musuh untuk melemahkan kekuatan Inggris. Namun ternyata setelah dilakukan investigasi, para pilot Jerman juga mengalami hal yang sama dengan pesawat-pesawatnya.

Ternyata dalam The Encyclopedia of Ghosts and Spirits, (Facts on File, Inc., 1992), Rosemary Ellen Guiley menyatakan bahwa keberadaan Gremlins itu telah dilaporkan oleh para pilot Inggris pada Perang Dunia pertama tahun 1914-1918. Ketika itu para pilot melihat makhluk yang berkelebat di sayap dan mesin pesawat, mengingatkan mereka akan wujud goblin yang sering diceritakan oleh orang-orang tua. Kesaksian ini tidak dipublikasikan sampai 4 tahun setelah perang berakhir.

Selain di badan pesawat, ternyata penampakan gremlins juga terlihat di pabrik-pabrik pembuat pesawat. Dari kesaksian orang-orang, wujudnya ada yang hanya bertinggi 6 inci, tapi banyak yang menyebutkan tingginya 1 kaki (0,3 meter). Kakinya berselaput seperti katak dan mukanya mirip dengan anjing Bull Terrier.

Charles Lindberg, pilot pertama yang menyeberangi Samudera Atlantik dengan pesawat “Spirit of St. Louis”, menuliskan dalam buku hariannnya bahwa selama perjalanan bersejarahnya itu ia juga melihat berbagai penampakan “makhluk berkabut” namun tidak mengganggu sistem penerbangannya. Rupanya tidak semua gremlins bersikap “iseng”. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka juga membantu pendaratan sejumlah pesawat yang mengalami kerusakan cukup parah. Yang menarik, ada juga rekaman suara gremlins di blackbox pesawat, memberikan instruksi kepada pilot untuk mengubah arah dan bermanuver untuk menghindari bencana. Creepy

Salah satu eks-pilot Perang Dunia II yang mempopulerkan gremlins adalah Roald Dahl, anggota 80th Squadron RAF yang memiliki pengalaman buruk ketika pesawatnya jatuh akibat kecelakaan di gurun pasir Libya. Ia membuat buku berjudul “The Gremlins” yang kemudian ditunjukkan ke Sidney Bernstein, kepala British Information Service. Oleh Sidney, buku itu kemudian diserahkan ke Walt Disney pada bulan Juli 1942. Mulanya Disney sangat tertarik untuk memfilmkan naskah itu, namun entah mengapa urung terjadi dan kemudian ia kirim ke Cosmopolitan Magazine untuk dimuat pada edisi Desember 1942. Dan berkat Disney, naskah itu diubah sehingga dapat dinikmati baik kaum dewasa maupun anak-anak.


Dahl sendiri kemudian dipanggil oleh Presiden AS waktu itu, Franklin D. Roosevelt (FDR) ke Washington. FDR tertarik kepada Dahl sebab istrinya, Eleanor, tiap malam membacakan buku “The Gremlins” versi Disney kepada anak-anaknya menjelang tidur. Anehnya, setelah bertatap muka dengan FDR dan menceritakan pengalamannya dengan gremlins itu, selain menjadi dekat dengan seluruh keluarga FDR, Dahl juga menjadi penasihat informal untuk FDR dalam berbagai masalah perang. Bahkan ia menjadi penghubung terpercaya antara FDR dan Winston Churchill, PM Inggris selama berlangsungnya Perang Dunia II. Apakah ada kaitannya dengan gremlins atau tidak, sampai sekarang masih menjadi misteri.

Jadi makhluk apakah gremlins itu? Apakah mereka nyata atau hanyalah produk halusinasi dari para Pilot Inggris itu? Halusinasi sangat mungkin terjadi, karena Pilot-Pilot RAF yang tergabung dalam Photographic Reconnaissance Units (PRU) itu terbang di ketinggian yang lebih dari pesawat-pesawat lainnya, sehingga suplai oksigen sangat minim. Tapi apakah pilot-pilot yang lainnya, termasuk Charles Lindberg, mengalami halusinasi yang temanya selaras, alias “halusinasi massal”? Dan bagaimana dengan penampakan di hangar-hangar pesawat, dan juga rekaman suara di blackbox?

Kalaupun gremlins hanya halusinasi semata, ia telah sukses memporakporandakan pikiran para pilot-pilot semasa Perang Dunia II. Dan sampai sekarang, istilah “gremlins” masih dipakai ketika ada kerusakan di alat elektronik yang tak terpecahkan.

“Gremlins” can always be blamed when all else fails.